Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Menelisik Program Makan Bergizi Gratis di Tengah Budaya Korupsi

23 September 2025   08:33 Diperbarui: 23 September 2025   08:33 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Catatan Makan Bergizi Gratis,  Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal diolah dengan bantuan Generative AI 

Sepiring Harapan, Sendok Kekuasaan: 

Di sebuah dapur desa yang masih gelap oleh kabut pagi, seorang ibu mulai memasak nasi, telur, dan bayam sejak pukul tiga dini hari. Ia bukan chef hotel, bukan pegawai catering, melainkan bagian dari dapur gizi desa, tulang punggung program nasional yang kini dikenal sebagai Makan Bergizi Gratis (MBG). 

Di balik aroma dapur itu, tersimpan harapan besar dan pertanyaan yang lebih besar: apakah program ini benar-benar memberi gizi, atau sekadar memberi ruang bagi sendok kekuasaan?

Mimpi Besar di Piring Kecil

Diluncurkan pada 6 Januari 2025 oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, program MBG bertujuan menurunkan angka stunting, meningkatkan kualitas gizi anak-anak dan ibu hamil, serta mendorong perputaran ekonomi desa. 

Pemerintah menargetkan Rp8 miliar per desa per tahun, dengan total anggaran nasional mencapai Rp71 triliun.

Inspirasi datang dari berbagai negara:

  •  Jepang dengan kyshoku-nya yang mendidik tanggung jawab.
  • Finlandia yang memberi makan siang gratis untuk semua siswa.
  • Brasil yang menyasar 40 juta anak melalui program gizi nasional.
  • Amerika Serikat dengan subsidi federal untuk keluarga berpenghasilan rendah.

Indonesia ingin bergabung dalam barisan negara yang percaya bahwa gizi adalah fondasi peradaban. Tapi mimpi besar itu segera berhadapan dengan realitas lokal yang tak selalu siap.

Capaian dan Catatan Luka

Hingga September 2025, MBG telah menjangkau 22,7 juta penerima manfaat di 7.644 SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi). Perputaran beras mencapai 5 ton per bulan per SPPG, membuka lapangan kerja baru dan menggerakkan koperasi desa.

Namun, di balik angka itu, tersimpan luka:

  • 6.452 kasus keracunan makanan terjadi di 18 provinsi.
  • Hanya 45% menu yang memenuhi standar gizi layak.
  • Distribusi tidak merata, terutama di wilayah 3T.
  • Belum ada regulasi formal seperti UU atau Perpres yang mengatur MBG secara nasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun