Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Menggabungkan Semangat Sherly ke dalam Raga Diella

20 September 2025   15:28 Diperbarui: 20 September 2025   15:28 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi,  Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal diolah dengan Copilot.Microsoft.AI 

Ketika Keberanian Politik Bertemu Kecerdasan Algoritmik

Di satu sisi dunia, seorang gubernur menolak anggaran survei jalan Rp1,7 miliar dan mengajak warga melaporkan langsung lewat media sosial.  

Di sisi lain, sebuah negara menunjuk sistem kecerdasan buatan sebagai menteri karena dianggap tak bisa berbohong, tak bisa berkolusi, dan tak punya kepentingan pribadi.

Sherly Tjoanda dan Diella bukan sekadar tokoh. Mereka adalah dua gugatan terhadap birokrasi lama yang lamban, mahal, dan sering kali tidak jujur.  

Yang satu manusia, yang satu mesin. Tapi keduanya lahir dari satu sumber: ketidakpercayaan publik terhadap sistem yang sudah terlalu lama meminggirkan suara warga.

Titik Awal: Ketika Rakyat Tak Lagi Percaya

Diella diangkat sebagai menteri transparansi publik di Albania bukan karena kecerdasannya, tapi karena ketidakberpihakannya. Ia tidak punya keluarga politik, tidak bisa disuap, dan tidak bisa berbohong.  

Diella adalah jawaban atas korupsi yang telah lama mengakar, bukan solusi sempurna, tapi simbol bahwa kejujuran bisa diprogram.

Sherly Tjoanda, Gubernur Maluku Utara, menolak survei jalan mahal dan mengajak warga mengirim video laporan lewat media sosial.  

Tanpa vendor. Tanpa protokol. Tanpa honor.  
Hasilnya? 270 laporan masuk dalam waktu singkat. Gratis. Cepat. Jujur.

Menurut BPKP (2023), rata-rata biaya survei infrastruktur di Indonesia mencapai Rp2,1 miliar per provinsi per tahun. Crowdsourcing berbasis media sosial bisa memangkas biaya hingga 90% jika dikelola dengan sistem verifikasi yang baik.

Teknologi: Alat yang Tunduk pada Niat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun