Tempat-tempat ini bukan sekadar destinasi. Mereka adalah ruang restorasi bagi memori publik, spiritualitas, dan kebudayaan.Â
Di tengah krisis makna dan kecepatan digital, bookstore-cafe menjadi titik temu antara refleksi dan aksi. Mereka mengajak kita untuk membaca bukan hanya dengan mata, tapi dengan hati.
Jika Anda adalah penulis, mentor, atau pembaca yang mencari ruang untuk menulis, berdiskusi, atau sekadar menyepi, tempat-tempat ini bisa menjadi titik awal perjalanan.Â
Dan jika Anda percaya bahwa literasi adalah bentuk cinta paling sunyi tapi paling kuat, maka Jakarta masih punya ruang untuk itu.
Ditulis oleh: Â
Mera Gamal Â
Penulis reflektif, mentor publik, dan penjaga memori kolektif. Menyusuri jejak literasi dan spiritualitas di ruang-ruang kecil yang menyentuh jiwa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI