Bayangkan sebuah tangan menabur api, lalu tangan yang sama menawarkan alat pemadam.
Di dunia nyata, ini bukan cerita fiksi. Ini adalah strategi. Dan strategi itu nyata, hidup, dan menjalar di sekeliling kita.
Mereka menciptakan rasa takut,
lalu menjual rasa aman.
Mereka mengganggu tidurmu,
lalu menjual fitur "digital detox."
Mereka menetapkan standar kecantikan,
lalu menjual serangkaian produk untuk mencapainya.
Di tengah masyarakat yang semakin sadar dan kritis, model seperti ini mungkin terlihat jenius, tetapi juga menyimpan aroma manipulasi. Kita hidup dalam era di mana masalah dijual, dan solusinya juga dijual --- oleh aktor yang sama.
 "Masalah" adalah Komoditas
Coba lihat lebih dekat iklan-iklan yang kita konsumsi setiap hari.
- Produk anti-penuaan tidak hanya menawarkan krim, tetapi juga membangun ketakutan terhadap kerutan.
- Aplikasi produktivitas menjanjikan fokus, tetapi lahir dari dunia yang mereka bantu buat---penuh distraksi.
- Industri makanan cepat saji menciptakan budaya kecepatan dan kepuasan instan, lalu menjual program diet untuk menebusnya.
Dalam banyak kasus, konsumen tidak sedang menyelesaikan masalah, tetapi membeli rasa bersalah, kecemasan, dan kekhawatiran yang disusupkan secara halus oleh strategi pemasaran canggih.
Menurut laporan Harvard Business Review (2020), perusahaan yang membangun strategi pemasaran berdasarkan fear-based marketing memiliki short-term impact yang tinggi, namun sering kehilangan loyalitas konsumen dalam jangka panjang. Artinya? Mereka mungkin menjual, tetapi belum tentu membangun kepercayaan.
Ketika Solusi Adalah Wajah Lain dari Masalah
Konsep ini dikenal sebagai "manufactured demand" --- permintaan buatan yang diciptakan dengan merekayasa persepsi.Â
Dalam psikologi konsumen, ini adalah permainan persepsi: meyakinkan orang bahwa mereka membutuhkan sesuatu yang sebelumnya tidak pernah mereka pikirkan.
Contohnya:
- Produk skin whitening yang laku keras karena budaya dan media memuja kulit terang.
- Aplikasi self-care berbayar yang muncul setelah algoritma platform menanamkan rasa cemas, gagal, dan tertinggal.
- Minuman "detox" setelah industri yang sama mendorong konsumsi berlebihan dari makanan ultra-proses.
Apakah semua ini salah? Tidak selalu. Tapi jika akar masalah dan solusi datang dari sumber yang sama --- maka kita perlu bertanya: Apakah ini bisnis atau manipulasi?