Ketika satu produk bisa membangun koneksi emosional yang begitu kuat, ia tak lagi butuh billboard besar di Times Square atau iklan jutaan dolar. Ia menyebar dari hati ke hati.
Apa yang Bisa Dicontoh oleh Produk Lain?
Model penyebaran ala Indomie ini layak dicermati dan dikloning. Beberapa prinsip penting yang bisa ditiru antara lain:
-
Koneksi Emosional
Produk harus punya cerita. Cerita tentang rumah, tentang kebanggaan, tentang identitas. Diaspora hanya akan mau jadi duta produk jika produk itu juga menjadi bagian dari diri mereka. Kualitas Konsisten & Rasa Otentik
Indomie berhasil karena rasanya tetap konsisten, menggugah kenangan, dan menyesuaikan lidah lokal tanpa kehilangan akar.Kemasan Praktis dan Visual yang Menarik
Dari segi desain, Indomie punya visual kuat yang mudah dikenali. Kemasan cup atau bungkusnya khas dan menarik perhatian, apalagi bagi konsumen asing yang penasaran.Adaptasi Pasar Tanpa Kehilangan Jati Diri
Di beberapa negara, Indomie memunculkan rasa khas lokal. Tapi ciri khas bumbunya tetap mempertahankan "signature taste" Indonesia.Mendukung Diaspora sebagai Agen Branding
Pemerintah dan pelaku usaha bisa lebih aktif membekali diaspora dengan materi promosi ringan, akses terhadap produk, atau membuka peluang kemitraan distribusi kecil-kecilan.
Produk Indonesia Lainnya yang Berpotensi Mendunia
Menyusul jejak Indomie, ada banyak produk lokal yang bisa meraih sukses global jika mengikuti formula yang sama. Sebut saja:
- Kopi Indonesia (Gayo, Toraja, Kintamani): dengan budaya coffee shop global, kopi kita bisa lebih menjulang.
- Jamu dan Minuman Herbal: minuman sehat berbasis rempah mulai dicari pasca-pandemi.
- Keripik Tempe dan Kerupuk Kulit: camilan lokal yang mudah dikenalkan lewat komunitas.
- Rendang Kaleng atau Siap Saji: makanan siap saji khas Indonesia dengan umur simpan lama.
- Produk Fashion Etnik dan Modest Wear: desainer muda diaspora bisa menjadi ujung tombak branding modest fashion Indonesia di Eropa dan Timur Tengah.
Menutup Cerita, Membuka Harapan