Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Kisah Diaspora Pembawa Sukses Indomie di Pasar Internasional

9 Juni 2025   17:41 Diperbarui: 9 Juni 2025   17:41 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Persaudaraan menjadi sumber pemasaran Indomie,  Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal diolah dengan Copilot.Microsoft.AI 

Ketika cinta akan rasa kampung halaman menjelma jadi kekuatan global

Di banyak negara, dari Nigeria hingga Belanda, dari Arab Saudi hingga Amerika Serikat, satu merek mi instan dari Indonesia begitu populer hingga dianggap bagian dari budaya lokal: Indomie. 

Menariknya, popularitas Indomie di mancanegara bukanlah hasil dari strategi iklan raksasa seperti produk global lainnya. Ia menyebar secara organik, pelan tapi pasti, melalui kekuatan diaspora dan komunitas yang mencintainya.

Diaspora sebagai Duta Tak Resmi

Cerita sukses Indomie di luar negeri tidak bisa dilepaskan dari peran besar diaspora Indonesia yang tersebar di berbagai belahan dunia. Mahasiswa, pekerja migran, diplomat, hingga ekspatriat membawa serta kebiasaan makan Indomie dalam koper mereka---sebagai pengobat rindu kampung halaman, pelipur di kala cuaca dingin, atau sekadar teman begadang.

Seorang mahasiswa Indonesia di Jerman pernah bercerita bagaimana satu kardus Indomie yang ia bawa dari Jakarta bisa "lenyap" dalam waktu seminggu karena dibagikan ke teman-teman internasionalnya. 

Dari situlah, rasa penasaran muncul. "Mi instan apa ini? Kok beda?" Tanya mereka. Dan dari satu suapan rasa gurih manis khas Nusantara, terciptalah pelanggan baru.

Efek Bola Salju dari Cinta Sederhana

Awalnya, mungkin hanya teman sekamar yang ikut mencicipi. Tapi lalu teman sekamar mengenalkannya ke teman kampus. Dari sana menyebar ke komunitas pecinta kuliner Asia, hingga akhirnya menjadi konsumsi massal di toko-toko Asia dan supermarket besar di luar negeri.

Di Nigeria, Indomie bahkan sudah menjadi "milik nasional", diproduksi secara lokal oleh perusahaan patungan dan memiliki varian rasa lokal. Iklannya tayang di televisi nasional, dan anak-anak menyanyikan jingle Indomie seperti mereka menyanyikan lagu pop.

Bukan Sekadar Mi Instan

Lebih dari sekadar produk, Indomie adalah simbol nostalgia, persahabatan lintas budaya, dan identitas global yang berakar lokal. Diaspora tidak sekadar menyebarkannya sebagai makanan, tapi sebagai bagian dari cerita mereka: kisah masa kecil, cerita orang tua, atau budaya nongkrong ala warung burjo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun