Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Ketika Kaset Kembali Menjadi Medium Cinta di Era Digital

28 Mei 2025   20:56 Diperbarui: 28 Mei 2025   20:56 1253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi,  Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal diolah dengan Generative AI 

Nanon bukan satu-satunya. Ia justru mengikuti jejak beberapa musisi dunia yang telah lebih dulu memanfaatkan kaset bukan hanya sebagai medium nostalgia, melainkan sebagai bagian dari estetika artistik dan strategi komunikasi yang intim.

Promo Kaset Album Nanon Korapat,  Sumber: Dokumentasi Merza Gamal dari akun @mynameisnanon 
Promo Kaset Album Nanon Korapat,  Sumber: Dokumentasi Merza Gamal dari akun @mynameisnanon 

Taylor Swift, misalnya, merilis Folklore, Evermore, hingga Midnights dalam versi kaset berwarna. Olivia Rodrigo menyapa para Gen Z dengan album Guts dalam balutan pita magnetik, dan Billie Eilish menghadirkan suara gelapnya dalam format yang dulu digunakan oleh generasi orang tua para penggemarnya. 

Bahkan musisi indie seperti Arctic Monkeys dan The 1975 rutin menyelipkan versi kaset dalam katalog album terbarunya.

Kenapa Kaset Kembali?

Kembalinya kaset bukan sekadar gimmick retro. Ada beberapa faktor yang membuatnya relevan kembali di era sekarang:

  1. Sensasi Tak Tergantikan
    Audio kaset memberikan pengalaman mendengarkan yang lebih "hangat" dan nyata. Sedikit noise atau desis justru memberi karakter, seperti aroma buku tua yang menghidupkan kenangan.

  2. Fisik dan Personal
    Di era streaming yang serba instan dan tak berbekas, kaset menawarkan sesuatu yang bisa disentuh, disimpan, dan diwariskan. Ia bukan hanya media, tapi juga memorabilia.

  3. Eksklusivitas dan Kolektibilitas
    Artis seperti Nanon dan Taylor Swift merilis kaset sebagai edisi terbatas, menjadikannya bagian dari strategi pemasaran berbasis kelangkaan dan kedekatan emosional.

  4. Estetika Visual dan Cerita Personal
    Kaset membawa nilai sentimental. Ketika seorang artis menulis "Side B" --- seolah itu adalah sisi tersembunyi yang ingin dibagikan secara khusus --- kita tidak hanya mendengar lagu, tapi ikut masuk ke ruang pribadinya.

Dari Konsumsi ke Koneksi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun