Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kisah Raja Sulaiman dan Ratu Balqis dari Negeri Saba'

8 Mei 2025   22:17 Diperbarui: 8 Mei 2025   22:17 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi,  Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal diolah dengan Generative AI 

Sebuah Kisah Mulia dari Surah An-Naml

Di antara halaman-halaman Al-Qur'an, terselip sebuah kisah yang begitu menarik---bukan sekadar catatan sejarah, tapi juga penuh pelajaran hidup. Kisah ini hadir  dalam Surah An-Naml (27), ayat 22 hingga 44. 

Kisah ini bukan dongeng, bukan legenda rakyat, melainkan firman Allah yang mengisahkan pertemuan dua pemimpin agung: Nabi Sulaiman 'alaihissalam, seorang nabi dan raja besar, dengan seorang ratu cerdas dan bijaksana dari negeri Saba', yaitu Ratu Balqis.

Saat Burung Kecil Membawa Kabar Besar

Suatu hari, Nabi Sulaiman menyadari ada yang tak biasa dalam barisan makhluk yang biasa hadir menemuinya. Burung Hud-hud, si mungil cerdas, tidak tampak. 

Setelah kembali, sang burung membawa kabar yang luar biasa: "Aku datang dari negeri Saba', dan aku temukan seorang perempuan yang memimpin mereka. Ia memiliki segalanya---tahta megah, kekuasaan, dan kemakmuran. Tapi... mereka menyembah matahari."

Bayangkan, seekor burung kecil menjadi saksi penyembahan kepada selain Allah. Nabi Sulaiman tak tinggal diam. Ia menulis surat. Bukan surat biasa, tapi ajakan lembut dari seorang nabi: "Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang... Janganlah kamu meninggi terhadapku, dan datanglah kepadaku dengan berserah diri."

Ratu yang Bijak dan Hati yang Terbuka

Surat itu sampai ke tangan Ratu Balqis. Ia membacanya, tak dengan reaksi emosional, tapi dengan kepala dingin. Ia kumpulkan para penasihat, membuka ruang diskusi, mendengar pendapat. 

Tapi hatinya tahu, ini bukan sekadar urusan politik. Ini persoalan keyakinan.

Ia tidak langsung menyerang. Tidak pula langsung tunduk. Ia memilih jalan tengah: mengirim hadiah kepada Sulaiman. Mungkin, pikirnya, ini bisa melunakkan atau setidaknya menguji maksud di balik surat sang nabi.

Namun, Nabi Sulaiman menolak hadiah itu. Dengan tegas ia menunjukkan: kekuasaan duniawi bukanlah tujuan. Ia bukan raja yang mengejar harta. Ia adalah hamba yang membawa pesan ilahi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun