Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

IHSG Melemah Lagi, Rupiah Tak Kunjung Pulih: Saatnya Jujur Menatap Risiko Global

9 April 2025   19:20 Diperbarui: 9 April 2025   22:43 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana lengang di Main Hall Bursa Efek indonesia, Jakarta, pada perdagangan sesi pertama, Selasa (18/3/2025). (KOMPAS/PRIYOMBODO)

Setelah sempat membuat pasar keuangan gempar karena trading halt pada Selasa, 8 April 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup melemah pada perdagangan Rabu, 9 April 2025. 

Penurunan IHSG yang mencapai 9,19% kemarin memang sempat pulih sebagian, tetapi hari ini tekanan jual kembali mendominasi. IHSG ditutup melemah 0,47% ke level 5.967, menandai bahwa guncangan belum benar-benar reda. 

Di sisi lain, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih belum menunjukkan tanda-tanda penguatan, bertahan di kisaran Rp17.000 per dolar.

Sumber gambar: Dokumentasi pribadi Merza Gamal diolah dengan Generative AI 
Sumber gambar: Dokumentasi pribadi Merza Gamal diolah dengan Generative AI 

Fenomena ini menjadi sinyal kuat bahwa pasar tidak sepenuhnya percaya pada narasi bahwa ekonomi Indonesia cukup kuat menghadapi badai eksternal. 

Kenyataannya, tekanan eksternal seperti kebijakan tarif baru Presiden Donald Trump terhadap sejumlah produk asal Indonesia, ditambah sentimen negatif pasca-libur panjang Lebaran, telah memicu reaksi berantai yang nyata di pasar.

Trading Halt dan Kejutannya

Kejadian trading halt yang terjadi pada sesi pertama perdagangan Selasa lalu merupakan alarm keras bahwa sentimen global bisa membalik pasar dalam sekejap. Dalam 30 menit pertama perdagangan, IHSG langsung amblas lebih dari 8%, sehingga Bursa Efek Indonesia harus menghentikan perdagangan sementara selama 30 menit sesuai regulasi. 

Kapitalisasi pasar menyusut drastis, dan mayoritas saham mengalami tekanan jual tajam. Ini menunjukkan betapa rentannya pasar terhadap faktor eksternal, bahkan ketika indikator makro dalam negeri sebelumnya diklaim stabil.

Rupiah Melemah dan Imbasnya

Nilai tukar rupiah yang masih tertahan di atas Rp17.000 per dolar AS menambah tekanan pada pasar modal dan ekonomi riil. 

Melemahnya rupiah berarti naiknya biaya impor, berpotensi mendorong inflasi dan memperberat beban pelaku usaha, khususnya sektor yang tergantung bahan baku impor. Ini juga bisa memperlemah daya beli masyarakat dalam jangka menengah.

Efek Domino yang Tak Terhindarkan

Kebijakan tarif Trump bukan hanya soal angka perdagangan, tapi menyangkut kepercayaan investor global terhadap prospek Indonesia. Ketika ekspektasi terhadap ketahanan ekonomi nasional tidak sesuai kenyataan pasar, maka reaksi yang muncul adalah capital outflow, koreksi harga saham, serta tekanan pada kurs.

Situasi ini menunjukkan betapa pentingnya transparansi kebijakan, penguatan fundamental ekonomi secara nyata, serta komunikasi publik yang jujur dan realistis. Refleksi lebih lanjut juga bisa ditemukan dalam tulisan "Ketika IHSG Ambrol Saat Libur Lebaran dan Google Bikin Panik", yang mengulas kepanikan pasar akibat faktor eksternal dan pentingnya antisipasi strategis dari pemangku kebijakan. 

Pelajaran dari dinamika pasar hari ini adalah bahwa persepsi dan kepercayaan investor bisa berubah cepat ketika kebijakan tidak dibarengi kesiapan dan kejelasan arah ke depan.

Apa yang Bisa Dilakukan?

Pemerintah dan otoritas keuangan perlu segera menunjukkan langkah konkret: memperkuat komunikasi publik, mempercepat stimulus fiskal yang efektif, mengendalikan inflasi, serta menenangkan pasar dengan langkah koordinatif lintas lembaga. 

Sementara itu, pelaku usaha dan masyarakat harus kembali disiplin dalam mengelola keuangan, menghindari spekulasi berlebih, serta tetap waspada terhadap dinamika global yang masih sangat fluktuatif.

Penutup: Jujur Menatap Tantangan

Kejadian dalam dua hari terakhir adalah cermin yang tak bisa disangkal. Saatnya kita berhenti menyebut ekonomi kuat hanya karena angka-angka semata. 

Pasar sudah bicara: saatnya jujur, saatnya bersiap, dan saatnya bertindak.

Penulis: Merza Gamal (Pensiunan Gaul Banyak Acara)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun