Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Saham Bank Syariah Indonesia (BRIS) Anjlok 35%; Ada apa di balik itu?

22 Maret 2025   12:03 Diperbarui: 22 Maret 2025   20:13 629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Dalam sebulan terakhir, di saat Ramadan, saham Bank Syariah Indonesia (BRIS) mengalami penurunan drastis hingga 35%. Penurunan ini terjadi di tengah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang juga terus melemah, bahkan sempat mengalami trading halt pada 18 Maret 2025.

Di sisi lain, muncul sentimen baru yang ikut mempengaruhi BRIS, yakni rencana Muhammadiyah untuk mendirikan bank syariah sendiri.

Apakah penurunan harga saham BRIS ini mencerminkan valuasi yang murah? Dan bagaimana prospek ke depan bagi bank syariah terbesar di Indonesia ini?

Gejolak Pasar dan Pengaruhnya Terhadap BRIS
IHSG belakangan ini berada dalam tekanan akibat kombinasi faktor global dan domestik. Sentimen negatif dari pasar global, seperti ketidakpastian ekonomi dan tekanan terhadap sektor keuangan, turut berdampak pada bursa Indonesia. Kondisi ini membuat investor cenderung menarik dana mereka dari saham-saham berkapitalisasi besar, termasuk BRIS.

Selain itu, aksi jual besar-besaran di berbagai sektor membuat investor lebih berhati-hati dalam mengambil posisi. BRIS, sebagai bank berbasis syariah dengan fundamental yang cukup kuat, tidak luput dari dampak negatif ini. Namun, apakah ini berarti harga saham BRIS sudah terlalu murah dan menarik untuk dibeli?

Salah satu faktor lain yang berkontribusi terhadap penurunan harga saham BRIS adalah meningkatnya volatilitas di sektor perbankan. Investor mulai mempertanyakan seberapa tangguh BRIS dalam menghadapi tekanan pasar yang berkepanjangan, terutama mengingat bank syariah memiliki model bisnis yang berbeda dengan bank konvensional, yang sering kali lebih fleksibel dalam menyesuaikan strategi pendanaan dan investasi mereka.

Sentimen Muhammadiyah dan Isu Penarikan Dana
Salah satu sentimen terbesar yang berkembang adalah rencana Muhammadiyah untuk mendirikan bank syariah sendiri, yang kabarnya akan diberi nama Bank Syariah Muhammadiyah atau Bank Syariah Matahari. Wacana ini memunculkan isu penarikan dana Muhammadiyah dari BRIS, yang sempat disebut mencapai Rp13 triliun.

Namun, perlu dicatat bahwa Muhammadiyah telah mulai memindahkan dananya dari BRIS ke beberapa bank syariah lainnya, seperti Bank Mega Syariah, Bank Muamalat, Bank Bukopin Syariah, dan bank-bank syariah milik Bank Pembangunan Daerah (BPD), sejak pertengahan 2024. Artinya, efek langsung dari kehadiran bank syariah Muhammadiyah terhadap kinerja BRIS sudah semakin mengecil.

Keputusan Muhammadiyah untuk memiliki bank syariah sendiri juga didasari oleh keinginan untuk lebih mandiri dalam pengelolaan dana amal dan usaha mereka. Langkah ini tidak serta-merta berarti BRIS kehilangan kepercayaan dari institusi keuangan syariah, tetapi lebih kepada diversifikasi pilihan perbankan di Indonesia.

Prospek BRIS ke Depan
Meskipun tekanan jangka pendek masih kuat, prospek jangka panjang BRIS tetap menarik. Sebagai bank syariah terbesar di Indonesia, BRIS memiliki ekosistem keuangan yang luas dan terus berkembang. Dengan meningkatnya minat terhadap perbankan syariah di Indonesia, BRIS tetap memiliki potensi besar untuk tumbuh.

Beberapa faktor yang perlu diperhatikan investor dalam melihat prospek BRIS ke depan antara lain:

  • Fundamental Perusahaan: BRIS memiliki posisi kuat dalam industri perbankan syariah dengan aset yang terus bertumbuh. Kinerja keuangan mereka tetap solid meskipun menghadapi tekanan pasar.
  • Dukungan Pemerintah: Sebagai entitas hasil merger bank syariah BUMN, BRIS mendapatkan dukungan regulasi yang cukup kuat. Pemerintah juga berkomitmen untuk terus mendorong pertumbuhan industri perbankan syariah.
  • Perkembangan Ekonomi Syariah: Pertumbuhan sektor keuangan syariah di Indonesia terus meningkat seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap layanan berbasis syariah. Selain itu, semakin banyaknya produk keuangan syariah yang ditawarkan kepada masyarakat juga menjadi peluang bagi BRIS untuk memperluas pangsa pasarnya.
  • Ekspansi Digitalisasi: BRIS terus berinovasi dalam layanan digital untuk bersaing dengan bank konvensional dan fintech yang semakin agresif. Investasi dalam teknologi finansial akan menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan BRIS dalam jangka panjang.

Di samping itu, BRIS juga diuntungkan dengan meningkatnya kebutuhan akan perbankan syariah di kalangan investor institusi dan individu yang semakin sadar akan prinsip keuangan syariah. Hal ini menjadi peluang besar bagi BRIS untuk menarik lebih banyak nasabah dan memperkuat posisinya di industri perbankan nasional.

Kesimpulan
Penurunan harga saham BRIS yang mencapai 35% dalam sebulan terakhir memang mencerminkan tekanan besar di pasar modal. Namun, melihat fundamental dan prospek jangka panjangnya, BRIS masih memiliki peluang besar untuk pulih.

Sentimen terkait Muhammadiyah yang mendirikan bank syariah sendiri memang sempat menjadi faktor negatif, tetapi dampaknya terhadap BRIS sudah berkurang seiring dengan langkah Muhammadiyah yang telah mendiversifikasi simpanannya ke berbagai bank syariah lainnya.

Bagi investor, ini bisa menjadi kesempatan untuk mengakumulasi saham BRIS dengan harga lebih rendah, tentunya dengan tetap mempertimbangkan perkembangan pasar secara menyeluruh.

Ke depannya, BRIS perlu memperkuat strategi bisnisnya, meningkatkan inovasi layanan digital, serta mempertahankan kepercayaan nasabah agar tetap menjadi pemimpin dalam industri perbankan syariah di Indonesia.


Penulis: Merza Gamal (Pemerhati Sosial Ekonomi Syariah)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun