Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Ramadan dan Self Growth dari Muslim Menjadi Mukmin Sejati dalam Dunia Manajemen

7 Maret 2025   11:10 Diperbarui: 7 Maret 2025   13:12 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi, Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal diolah dengan Generative AI 

Dalam Islam, istilah Muslim dan Mukmin memang punya makna yang berbeda meskipun sering dianggap sama.

Seorang Muslim adalah orang yang telah mengucapkan syahadat dan menjalankan rukun Islam --- jadi secara lahiriah dia mengikuti ajaran Islam. Tapi belum tentu semua Muslim mencapai tingkat keimanan yang kuat.

Sedangkan Mukmin adalah Muslim yang sudah memiliki tingkat keimanan yang kokoh dan melaksanakan rukun Iman dengan sepenuh hati. Ciri-ciri Mukmin sering disebutkan dalam Al-Qur'an, seperti dalam Surah Al-Anfal [8:2]:

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal."

Jadi bisa dibilang, semua Mukmin adalah Muslim, tapi tidak semua Muslim sudah menjadi Mukmin. Perjalanan dari Muslim menjadi Mukmin membutuhkan peningkatan iman, takwa, dan akhlak.

Ramadan adalah bulan yang penuh berkah, di mana umat Islam tidak hanya melatih ketakwaan spiritual tetapi juga memperbaiki kualitas diri dalam berbagai aspek kehidupan.

Dalam konteks manajemen, perjalanan self-growth dari seorang Muslim menjadi Mukmin sejati selama Ramadan membawa dampak besar pada pengembangan profesional dan kinerja sehari-hari.

Keempat aspek utama yang diasah selama Ramadan --- keikhlasan, taqwa, kesabaran dan tawakal, serta akhlak mulia --- sejatinya memiliki padanan kuat dalam prinsip-prinsip ilmu manajemen.

Keikhlasan berpadanan dengan Integritas dan Etika Kerja 

Keikhlasan dalam Ramadan mengajarkan kita untuk melakukan sesuatu dengan niat tulus hanya karena Allah, tanpa mengharapkan pujian atau pengakuan. Dalam manajemen, ini sejalan dengan konsep integritas dan etika kerja.

Profesional yang memiliki integritas tinggi akan bekerja dengan jujur, bertanggung jawab, dan menjaga standar moral, baik ada pengawasan maupun tidak. Keikhlasan menjadikan kita pribadi yang tetap konsisten memberikan yang terbaik, meskipun tidak selalu mendapatkan apresiasi langsung.

Taqwa berpadanan dengan Disiplin dan Manajemen Waktu 

Puasa Ramadan melatih kita untuk taat pada aturan, menjaga waktu, dan mengendalikan diri. Dalam dunia manajemen, ini berkaitan erat dengan disiplin dan manajemen waktu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun