Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Tantangan Gejolak Perbankan dan Stabilitas Keuangan Global Setahun Setelah Kegagalan Credit Suisse

21 Maret 2024   21:15 Diperbarui: 27 Maret 2024   07:52 565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tantangan stabilitas keuangan global. Sumber: KOMPAS/DIDIE SW

Dalam setahun terakhir, sektor keuangan global telah mengalami sejumlah gejolak yang signifikan, terutama setelah kegagalan Credit Suisse. Oleh karenanya, tantangan yang dihadapi oleh sektor keuangan, khususnya dalam mengelola risiko bank sistemik dan krisis keuangan, menjadi semakin kompleks.

Peristiwa kegagalan bank sistemik global yang dialami Credit Suisse terjadi bersamaan dengan kejadian serupa di Amerika Serikat. Kondisi tersebut mengingatkan kita akan pentingnya penanganan yang tepat terhadap institusi keuangan yang rentan.

Dalam menghadapi krisis semacam ini, pemerintah dan otoritas keuangan di seluruh dunia berhadapan dengan tekanan besar untuk mengambil langkah-langkah yang tepat guna menjaga stabilitas keuangan global sambil meminimalkan dampak negatifnya.

Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal
Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Dalam konteks ini, langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah dan otoritas keuangan menjadi sangat penting. Perlindungan terhadap pemegang saham dan kreditor, intervensi pemerintah yang tepat, penggunaan kekuasaan resolusi secara efektif, serta perlindungan terhadap penabung menjadi fokus utama dalam upaya menjaga stabilitas sistem keuangan.

Terdapat beberapa keputusan kunci yang diambil dalam menangani kegagalan bank dan melindungi stabilitas keuangan akibat gejolak yang dihadapi sistem keuangan global dalam mengelola risiko bank sistemik dan krisis keuangan:

  1. Perlindungan Terhadap Pemegang Saham dan Kreditor: Dalam kasus bank yang mengalami kegagalan, kebijakan telah memastikan bahwa kerugian yang signifikan ditanggung oleh pemegang saham dan sebagian kreditor, bukan oleh pembayar pajak secara langsung. Ini merupakan langkah positif dalam mengurangi moral hazard dan mempromosikan tanggung jawab finansial.
  2. Intervensi Pemerintah: Dalam beberapa kasus, intervensi pemerintah diperlukan untuk mencegah gejolak yang lebih besar dalam sistem keuangan. Namun, intervensi semacam itu juga membawa risiko fiskal yang signifikan dan dapat menciptakan bank yang lebih besar dan lebih sistemik.
  3. Penggunaan Kekuasaan Resolusi: Penggunaan kekuasaan resolusi untuk mengatasi kegagalan bank, seperti mengalihkan kepemilikan atau melakukan restrukturisasi, merupakan alternatif yang penting untuk menghindari penumpukan risiko sistemik dan meminimalkan beban pada pembayar pajak.
  4. Perlindungan Penabung: Upaya telah dilakukan untuk melindungi penabung, termasuk pengecualian yang memungkinkan perlindungan seluruh simpanan di bank yang mengalami kegagalan. Hal ini bertujuan untuk memastikan stabilitas sistem keuangan dan menghindari penarikan dana yang dapat memperburuk krisis.

Melalui kombinasi langkah-langkah ini, pihak berwenang berupaya untuk menjaga stabilitas keuangan sambil mengurangi risiko moral dan meminimalkan beban pada pembayar pajak. 

Namun, masih ada tantangan yang harus diatasi dan perbaikan yang harus dilakukan untuk meningkatkan ketahanan sistem keuangan global terhadap krisis di masa depan.

Pengawasan yang efektif dan intervensi dini memang kunci dalam menjaga stabilitas sektor keuangan. Kedua aspek ini memainkan peran penting dalam mencegah kegagalan bank dan menangani masalah dengan cepat sebelum mereka berkembang menjadi krisis yang lebih besar.

Sumber gambar: Monetary Policy-FD0323
Sumber gambar: Monetary Policy-FD0323

Pada kasus Credit Suisse dan bank-bank lainnya di Amerika Serikat, kegagalan dalam tata kelola dan manajemen risiko telah menyebabkan hilangnya kepercayaan dari para deposan. Ini menyoroti pentingnya pengawasan yang lebih tegas dan responsif terhadap isu-isu tersebut.

Tinjauan terbaru menunjukkan bahwa kemampuan dan kemauan pengawas untuk bertindak dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk mandat yang tidak jelas, keterbatasan sumber daya, dan tekanan dari sektor keuangan.

Bahkan bank yang lebih kecil pun dapat memiliki dampak sistemik, sehingga penting bagi otoritas pengawas dan penyelesaian untuk memastikan perencanaan pemulihan dan penyelesaian yang memadai. 

Fleksibilitas dalam rezim resolusi dan perencanaan juga krusial, karena setiap kegagalan bank mungkin memerlukan pendekatan yang berbeda tergantung pada keadaan spesifiknya.

Selain itu, likuiditas dalam proses resolusi juga menjadi hal yang sangat penting. Karena kegagalan bank sering kali dipicu oleh hilangnya kepercayaan, pengatur harus memastikan bahwa bank-bank yang mengalami kegagalan dapat segera mendapatkan dukungan likuiditas yang cukup untuk memulihkan kepercayaan, sambil tetap menjaga stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan.

Dengan memperkuat pengawasan, meningkatkan responsivitas, dan memastikan fleksibilitas serta likuiditas yang memadai dalam rezim resolusi, kita dapat membangun sistem keuangan yang lebih tahan terhadap krisis dan lebih mampu menjaga stabilitas global.

Penguatan rezim asuransi simpanan menjadi suatu kebutuhan mendesak di banyak negara, terutama dengan perkembangan teknologi keuangan yang mempercepat proses penarikan simpanan. 

Teknologi baru seperti pembayaran 24/7, mobile banking, dan media sosial telah menciptakan tantangan baru bagi perusahaan asuransi simpanan dan otoritas pengawas dalam menanggapi penarikan dana yang cepat.

Kejadian kegagalan bank yang terjadi tahun lalu menyoroti pentingnya kesiapan dan responsivitas dalam menghadapi krisis keuangan. Bank-bank yang gagal di Amerika Serikat terutama tidak memiliki asuransi simpanan, meningkatkan risiko bagi penabung yang tidak terlindungi.

Hal tersebut menegaskan perlunya mempertimbangkan cakupan yang lebih luas dalam asuransi simpanan, tetapi juga memastikan bahwa dana penjaminan simpanan didukung dengan memadai.

Namun, perlu diingat bahwa peningkatan cakupan asuransi simpanan juga harus diimbangi dengan peningkatan dana penjaminan yang sepadan. Para pembuat kebijakan harus berhati-hati agar tidak memperluas cakupan asuransi simpanan secara berlebihan, yang dapat menyebabkan tekanan pada dana penjaminan yang tersedia dan pada akhirnya mengganggu kepercayaan penabung.

Meskipun telah ada kemajuan dalam reformasi sektor keuangan, masih banyak hal yang harus dilakukan untuk mengakhiri kegagalan yang terlalu besar. Para pembuat kebijakan, termasuk staf IMF, terus bekerja untuk memperkuat pengawasan, resolusi, bantuan likuiditas, dan kerangka asuransi simpanan melalui berbagai inisiatif dan bantuan teknis.

Kerja sama internasional juga penting dalam merumuskan kebijakan yang efektif dan memastikan stabilitas keuangan global.

Sebagai penutup, upaya yang terus-menerus dalam memperkuat pengawasan, resolusi, bantuan likuiditas, dan kerangka asuransi simpanan akan memainkan peran penting dalam membangun sistem keuangan yang lebih tahan terhadap krisis dan lebih mampu menjaga stabilitas global.

Dengan langkah-langkah yang tepat, kita dapat memastikan bahwa sistem keuangan yang kuat dan stabil akan terus menjadi pondasi bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif di masa depan.

Penulis: Merza Gamal (Pemerhati Sosial Ekonomi Syariah)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun