Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Membentuk Ulang Perekrutan dengan Teknologi Generative Artificial Intelligence

27 Juni 2023   10:36 Diperbarui: 27 Juni 2023   10:46 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: McKinsey Media

Pertama, teknologi Generative AI dapat membantu manajer dalam menulis persyaratan kerja yang lebih baik. Algoritma dan model Generative AI dapat menarik keterampilan yang spesifik dan dibutuhkan untuk berhasil dalam suatu pekerjaan. Ini bukan berarti manajer tidak lagi perlu memeriksa produk akhir. 

Peran manusia tetap penting dalam memastikan persyaratan kerja yang baik. Namun, dengan bantuan teknologi Generative AI, manajer dapat mengoptimalkan kecepatan dan kualitas dalam menyusun  cocok secara budaya dengan perusahaan.

Selanjutnya, teknologi Generative AI juga dapat membantu personalisasi kandidat. Dalam perekrutan dengan jumlah pelamar yang besar, sulit untuk memberikan pengalaman personalisasi kepada setiap kandidat. 

Namun, dengan memanfaatkan teknologi Generative AI, organisasi dapat menyertakan lebih banyak informasi yang disesuaikan tentang kandidat, pekerjaan, dan peluang karier yang mungkin tersedia. Teknologi ini memungkinkan proses personalisasi yang mudah dan cepat, meningkatkan efisiensi dan pengalaman pelamar.

Namun, seperti teknologi lainnya, penggunaan Generative AI dalam perekrutan juga memiliki risiko yang perlu diperhatikan. Salah satu risikonya adalah peningkatan bias. Teknologi generatif bekerja berdasarkan data yang dimasukkan ke dalamnya. 

Oleh karena itu, tim SDM harus berhati-hati dalam memilih dan mempersiapkan data yang digunakan oleh AI. Audit data diperlukan untuk mengidentifikasi dan mengatasi bias yang mungkin ada dalam data tersebut.


Selain itu, validasi dan pemantauan kontinu diperlukan dalam penggunaan Generative AI. Penting untuk memastikan bahwa algoritma dan model yang digunakan telah melalui validasi yang memadai dan terus dipantau untuk mengidentifikasi dan menangani masalah atau bias yang mungkin muncul seiring dengan penggunaannya.

Ketika menggunakan teknologi Generative AI dalam perekrutan, transparansi dan akuntabilitas juga harus diperhatikan. Kandidat, karyawan, dan pemangku kepentingan lainnya harus diberikan penjelasan tentang bagaimana teknologi Generative AI digunakan dalam proses perekrutan, termasuk bagaimana data dikumpulkan, digunakan, dan disimpan. Mereka juga harus diberikan pemahaman yang jelas tentang kebijakan privasi dan keamanan yang terkait dengan penggunaan teknologi ini.

Selain itu, perlu ada mekanisme yang memungkinkan kandidat untuk memberikan umpan balik dan pengaduan terkait penggunaan teknologi Generative AI dalam proses perekrutan. Ini akan memastikan bahwa keputusan yang dibuat berdasarkan teknologi ini tetap adil, transparan, dan akuntabel.

Seiring dengan kemajuan teknologi Generative AI, ada kebutuhan untuk menggabungkan kecerdasan manusia dan kecerdasan buatan. Manajer dan tim SDM harus tetap menjadi manusia yang terlibat dalam proses perekrutan, memastikan bahwa persyaratan pekerjaan dan keputusan akhir berlandaskan nilai-nilai inti dan budaya perusahaan.

Kesimpulannya, teknologi Generative AI menawarkan potensi yang signifikan dalam membentuk ulang proses perekrutan, meningkatkan efisiensi dan personalisasi. Namun, penggunaannya harus dilakukan dengan hati-hati dan mempertimbangkan manfaat serta risikonya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun