Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Bola

Tragedi Sepak Bola Indonesia Menjadi Headline & Top News Media Internasional

3 Oktober 2022   21:31 Diperbarui: 4 Oktober 2022   05:58 870
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image: Paus Fransiskus berdoa bagi korban bencana sepakbola Indonesia (Photo tangkapan layar siaran berita Reuters)

Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan usai laga Arema FC vs Persebaya menewaskan lebih dari seratus orang pada hari Sabtu (1 Oktober 2022) menjadi headline di berbagai media internasional hari ini (Senin, 3 Oktober 2022) di tengah ramainya berita aneksasi atau proklamasi 4 wilayah Ukraina menjadi bagian Rusia, saling tuduh kebocoran pipa gas Nord Stream di Laut Baltik yang masih belum jelas, pemerintah Inggris yang membalikkan pemotongan pajak penghasilan tertinggi untuk meredakan gejolak di pasar keuangan, upaya China menahan turunnya nilai Yuan, pemilu di Brazil.

Bukan hanya sekedar headline, di beberapa kantor berita dunia, seperti Reuters, BBC, CNN, dan juga Surat Kabar terkemuka dunia seperti The New York Time, The Epoch Time, berita tragedi kerusuhan sepakbola Indonesia itu menjadi 5 Top News, bahkan di The New York 2 di antara 5 Top News adalah berita tragedi sepakbola Indonesia tersebut, masing-masing dengan judul "Pejabat hak asasi manusia Indonesia mengatakan gas air mata kemungkinan memainkan peran kunci dalam bencana tersebut" dan "Warga Indonesia Turut Berduka Atas Korban Terinjak Stadion Sepakbola".

Berbagai berita pada media internasional tersebut menyoroti bahwa kekerasan dan hooliganisme telah lama menjadi ciri sepak bola Indonesia, tetapi skala bencana hari Sabtu (1 Oktober 2022) di kota di Jawa ini telah membuat komunitas kecil mati rasa. 

Laga Arema vs Persebaya yang dimulai pukul 20:00 hari Sabtu tersebut berlangsung sengit. Akan tetapi tuan rumah tidak beruntung karena kalah 2-3 dari Persebaya yang memicu sejumlah pendukung Arema merasa kecewa, kemudian beberapa di antara mereka turun ke lapangan untuk mencari pemain dan ofisial.

Menurut keterangan pers kepolisian, petugas pengamanan melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengalihan agar para suporter tersebut tidak turun ke lapangan dan mengejar pemain. Akan tetapi, semakin lama kekecewaan suporter makin kuat dan kemarahan tidak terkendali, yang disertai dengan lemparan benda-benda ke lapangan.

Kemudian, guna meredakan kemarahan supporter, polisi melepaskan tembakan gas air mata ke arah suporter yang membuat kondisi semakin tidak terkendali, suporter yang mencoba menghindar malah mengorbankan penonton lain yang terinjak-injak saat menyelamatkan diri.

Image: Malam belasungkawa di Stadion Kanjuruhan Malang 2 Oktober 2022 ( Photo: Reuters/Willy Kurniawan)
Image: Malam belasungkawa di Stadion Kanjuruhan Malang 2 Oktober 2022 ( Photo: Reuters/Willy Kurniawan)

Media internasional juga memberitakan bahwa FIFA menyebut insiden itu sebagai "hari gelap bagi semua yang terlibat dalam sepak bola dan tragedi di luar pemahaman", dan FIFA telah meminta otoritas sepak bola Indonesia untuk melaporkan insiden tersebut. 

FIFA sebagai badan pengatur sepak bola dunia, juga mengatakan bahwa dalam peraturan keamanannya, senjata api atau "gas pengendali massa" tidak boleh digunakan dalam pertandingan.

Media-media internasional juga menyampaikan bahwa tragedi sepakbola Indonesia merupakan yang terbesar setelah tragedi tahun 1964, di mana 328 orang tewas dalam kecelakaan ketika Peru menjamu Argentina di Estadio Nacional di Lima. 

Tragedi di Malang itu lebih besar daripada bencana Inggris tahun 1989, saat 96 pendukung Liverpool dihancurkan sampai mati ketika kandang yang penuh sesak dan berpagar runtuh di Stadion Hillsborough di Sheffield.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun