Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Makna Hijrah di Momen Tahun Baru Hijriah

30 Juli 2022   09:15 Diperbarui: 30 Juli 2022   09:17 597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Hijrah by Merza Gamal

Hari ini adalah tahun baru dalam kalender Hijriah yang sering disebut sebagai tahun baru Islam. Penanggalan kalender hijriah dimulai dari peristiwa hijrahnya Rasulullah SAW dari Mekah ke Madinah. Prosesi hijrahnya Rasulullah SAW dan para sahabat dari Mekkah ke Madinah diawali pada bulan Muharram tahun 622 M, yaitu pasca dilaksanakannya Bai'atul Aqabah kedua, pada musim haji (Zulhijjah) tahun ke-13 dari masa kenabian. 

Dengan demikian, momen pentapan tahun pertama hijriah bukanlah hari kelahiran Rasulullah SAW sebagai pembawa risalah Islam, tetapi monen yang digunakan adalah hijrah.

Sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah SAW, hijrah merupakan salah satu prinsip hidup, sehingga jika kita melakukan "hijrah" harus senantiasa kita maknai dengan benar. 

Secara bahasa hijrah berarti "meninggalkan". Seseorang dikatakan hijrah jika telah memenuhi dua syarat, yaitu, yaitu yang pertama ada sesuatu yang ditinggalkan dan kedua ada sesuatu yang dituju (tujuan). Kedua-duanya harus dipenuhi oleh seorang yang berhijrah. Meninggalkan segala hal yang buruk, negatif, maksiat, kondisi yang tidak kondisif, menuju keadaan yang lebih baik, positif dan kondisi yang kondusif untuk menegakkan keyakinan agama yang benar.

Hijrah merupakan perubahan dalam segala dimensi kehidupan, jika dilihat secara objektif spirit dari hijrah dan melihat konteks pada masa kini. Fenomena hijrah menjadi fenomena yang populer beberapa tahun terakhir, terlebih di kalangan selebritas. Beberapa studi menunjukkan bahwa alasan adanya hijrah karena adanya revivalisme Islam hingga adanya pengaruh kapitalisme, sehingga muncul adanya komodifikasi agama.

Hijrah secara sederhana diartikan sebagai berpindah atau meninggalkan sesuatu dari yang buruk ke arah sesuatu yang baik. Namun, fenomena yang terjadi di masyarakat saat ini adalah bahwa hijrah dianggap sebagai meninggalkan sesuatu yang buruk (misalnya pakaian yang biasa saja menjadi pakaian syar'i) seringkali dipahami sebagai hijrah yang sesuai dengan sunnah Rasul. Namun sesungguhnya, makna di balik kata hijrah dan peristiwa hijrah memiiliki arti yang mendalam, lebih dari sekedar berpindah dari satu tempat ke tempat lain.

Secara bahasa, kata hijrah berasal dari bahasa Arab, "hijratan", dari kata hajara-yahjuru-hajran yang artinya berupa tarakahu atau meninggalkan serta qata'ahu yang artinya memutuskan. Kata hijrah terdiri dari dua pokok kandungan makna, pertama hijrah berarti putus pada satu sisi dan persambungan pada sisi lain. Secara  maknaiyah, hijrah dibedakan menjadi 4 macam, yaitu:

1.  Hijrah I'tiqadiyah (Hijrah Keyakinan)

Iman bersifat fluktuatif, kadang menguat menuju puncak keyakinan mukmin sejati, kadang pula melemah mendekati kekufuran iman. Iman terkadang hadir dengan kemurniannya, tetapi kadang pula  bersifat sinkretis, bercampur dengan keyakinan lain mendekati memusyrikan. Untuk itu, kita harus segera melakukan hijrah keyakinan bila berada di tepi jurang kekufuran dan kemusyrikan keyakinan. Dalam konteks psikologi biasa disebut dengan konversi keyakinan agama.

2. Hijrah Fikriyah (Hijrah Pemikiran)

Seiring perkembangan zaman, kemajuan teknologi dan derasnya arus informasi, seolah dunia tanpa batas. Berbagai informasi dan pemikiran dari belahan bumi bisa secara oline kita akses. Dunia yang kita tempati saat ini, sebenarnya telah menjadi medan perang yang kasat mata. Medan perang yang ada tapi tak disadari keberadaannya oleh kebanyakan manusia. 

Genderang perang telah dipukul dalam medan yang namanya Ghozwul Fikr (perang pemikiran). Sehingga, tidak heran berbagai pemikiran telah tersebar di medan perang tersebut laksana dari senjata-senjata perengut nyawa. Isu sekularisasi, kapitalisasi, liberalisasi, pluralisasi, dan sosialisasi bahkan komunisasi telah menyusup ke dalam sendi-sendi dasar pemikiran kita yang murni, serta menjadi virus ganas yang sulit terdeteksi. Hijrah fikriyah menjadi sangat penting mengingat kemungkinan besar pemikiran kita telah terserang virus ganas tersebut.

3. Hijrah Syu'uriyyah (Hijrah Cira Rasa)

Syu'uriyah secara bahasa adalah cita rasa, kesenangan, kesukaan dan semisalnya. Semua yang ada pada diri kita sering terpengaruhi oleh nilai-nilai yang kurang sesuai dengan keyakinan iman kita. Banyak hal seperti hiburan, musik, bacaan, pakaian, idola semua tidak luput dari pengaruh nilai-nilai di luar ajaran keyakinan iman. 

Terpengaruhi oleh para penganut paham permisifisme (apapun boleh dilakukan) dan hedonisme (senang hura-hura) hingga lupa diri dan lupa ibadah kepada-Nya. 

Hijrah cita rasa misalnya dengan melakukan hijrah dari berpakaian bergaya jahiliyah menuju pakaian Islami, yaitu pakaian yang benar-benar mengedepankan fungsi bukan sekedar gaya. Fungsi pakaian adalah untuk menutup aurat, bukan justru memamerkan aurat. Ironis memang banyak di antara manusia berpakaian tapi aurat malah dibuka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun