Mohon tunggu...
Mery Indriana
Mery Indriana Mohon Tunggu... Administrasi - swasta

penyuka senja

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

PPKM dan Kaum Radikalis

16 Juli 2021   12:43 Diperbarui: 16 Juli 2021   13:44 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada hari Jumat di masa PPKM ini apakah Anda menemukan masjid yang masih menggelar salat Jumat ? Jawabannya : Ada. Bahkn di beberapa daerah mungkin banyak masjid yang menggelar salat Jumat. Sebagian tidak menyalakan TOA nya tapi sebagian juga masih menggelar dengan menyalakan TOA. Lalu adakah masjid yang tidak menggelar salat Jumat ? Ada dan banyak.

Pada saat salat Subuh tadi dan beberapa hari lalu, adakah pemberitahuan soal berita duka, soal berpulangnya bapak A, atau bapak B. Memang dalam pemberitahuan itu tidak disebutkan seseorang meninggal karena apa, tetapi hanya memberitahukan bahwa ybs meninggal pada tgl sekian dan pukul sekian dan akan dikebumikan di mana dan pukul berapa. Namun akhir-akhir ini pemberitahuan itu rinci soal kapan meninggalnya tapi tidak disebutkan kapan dikebumikan, artinya  jenasah sudah dikebumikan oleh petugas.

Apa maksud pertanyaan saya ?

Kita semua tahu bahwa saat ini kita berada dalam situasi darurat yaitu pandemi Covid-19 dan pemerintah telah memutuskan untuk menerapkan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) darurat pada tgl 3 Juli -- 20 juli.  Aturan itu berisi himbauan untuk membatasi kegiatan masyarakat terutama agar tidak berkerumun di warung-warung, di hajatan, di rumah-rumah dll. Bahkan sekolah yang semula berancang-ancang untuk mulai melakukan pembelajaran , kini harus menyimpan niatnya dan kembali untuk bersekolah secara online.Begitu juga masjid-masjid, meski tidak ditutup, namun pemerintah menyarankan untuk salat di rumah masing-masing untuk memutus mata rantai penyebaran penyakit ini yang semakin menggila.

Namun di balik itu kegiatan intoleransi, radikalisme dan terorisme mengalami perkembangan  yang mengejutkan. Masa Pandemi dipakai oleh mereka untuk menyebarkan faham yang tidak selayaknya ada di Indonesia, terutama melalui daring dengan provokasi-provokasi yang seakan berdasarkan agama, namun ternyata hanya bersifat tekstual.  Diantaranya mereka menilai dengan standar mereka sendiri soal PPKM dan segala sesuatu soal pandemi Covid-19.

Gus Dur dalam Islamku,  Islam Anda dan Islam Kita menyebutkan dua faktor yang membuat kaum intoleransi atau radikalis. Salah satu faktor itu adalah akibat adanya pendangkalan agama yang dilakukan oleh kaum mereka dan mempengaruhi para kawula muda. Mereka menyiarkan agama dengan sumber-sumber tekstual saja. Pengetahuan mereka yang terbatas tentang Islam tersebut, akhirnya membuat mereka menjadi fundamentalis dan intoleran.

Dan jika itu yang terjadi saat ini; pada masa PPKM ini, maka kelas-kelas online bertemakan moderasi Islam harus banyak digelar, baik oleh pemerintah maupun oleh ormas moderat di Indonesia semacam Muhammadiyah dan NU.

Mari perangi kaum radikalis ini demi masa depan kaum muda dengan dasar agama yang kontekstual dan bukan tekstual.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun