Mendengarnya berkata demikian, aku tak mampu lagi menjawab. Bisaku waktu itu hanya menangis. Aku tidak pernah membayangkan bahwa bapa akan menyusul mama sebulan setelah mama meninggal tepat waktu kecelakaan itu terjadi.
"Bimo, bapa pamit nyusul mama. Â Kamu hiduplah dengan baik. Bapa dan mama tidak akan pernah meninggalkan kamu sampai kapanpun. Jangan lagi bersedih Bimo, karena itu akan membuat bapa dan mama tidak tenang. Hidupmu harus terus kamu lanjukan. Wujudkan mimpimu, bapa dan mama akan sangat bangga dengan itu. "
Aku hanya mendengar pesan itu sambil manangis. Di sela tangisanku, aku mendengar suara yang sebelumnya sangat tegas saat berbicara, jadi lemah dan lemah yang kemudian tidakku dengar suaranya lagi waktu itu sampai saat ini. Bapa menghembuskan nafas terakhirnya waktu itu tepat pada pukul 15.00.
Saat lamunanku sampai disitu, kembali ku tersenyum memasuki auditorium kampus untuk mengikuti acara wisuda.Â
Aku lulus dengan predikat Cumlaude dan mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliah Pasca sarjana. Aku kembali sadar bahwa, tidak ada alasan aku bersedih lagi, sebab bapa dan mama juga sedang dengan senang dan bangganya mendampingiku saat ini dan selamanya tidak akan meninggalkanku.