Mohon tunggu...
Meri Wahyu
Meri Wahyu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh,Terima kasih saya ucapkan,saya Meri Wahyu Lestari mahasiswa Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara , yang sedang menggeluti hobi dibidang editing foto, typograpy dan sedang belajar vidiography ,disini kepribadian saya 70% ekstrovert dan 30% nya ambivert . Riwayat pendidikan TK Tarbiyatul Athfal Tengguli Bangsri Jepara,Mts Nahdlatul Ulama Tengguli Bangsri Jepara,dan MA matholiul Falah Kajen Margoyoso Pati dan sekarang sedang menempuh pendidikan S1 di Unisnu.Cukup sekian ,saya haturkan terimakasih

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengenal Lebih Dekat Sosok Pembaharu Islam: KH Ahmad Dahlan

14 Januari 2024   20:20 Diperbarui: 14 Januari 2024   20:23 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pembaharu dalam Islam dilakukan karena dilatarbelakangi oleh beberapa faktor yaitu internal dan eksternal. Dari faktor internal, saat itu pendidikan Indonesia sangat memprihatikan. Karena pada saat itu, Indonesia sangat sulit sekali melaksanakan pengajaran secara terbuka. Gencaran para kolonial Belanda yang membuat masyarakat lemah, miskin, tertindas, dan bodoh. Menjadikan masyarakat semakin tertinggal. Faktor eksternalnya pada saat itu, dipengaruhi pemikiran-pemikiran tokoh filsafat dari timur Tengah yang menggagas pembaharuan Islam. Peristiwa itu menimbulkan pelajar Indonesia yang menempuh pendidikan disana mendapat kesadaran untuk merubah kondisi pendidikan Indonesia menuju pendidikan yang mampu mengikuti arus zaman.

Gaung kemajuan itu sampai di Indonesia pada abad ke 20 yang dibawa langsung oleh pelajar dari Timur Tengah. Mulai dari peristiwa itu, muncul lah tokoh-tokoh pembaharu Islam di Indonesia. Tokoh Pembaharu Islam dengan berbagai bidang sudah menunjukkan eksistensinya. Salah satu pembaharu Islam dibidang pendidikan yaitu KH. Ahmad Dahlan seorang pembaharu Islam sekaligus pemarkasa organisasi masyarakat yang diberi nama oleh beliau yaitu  Muhammadiyah.

Sosok KH Ahmad Dahlan adalah salah satu tokoh yang sangat berpengaruh di dunia pendidikan Indonesia. Seorang pelopor organisasi kemasyarakatan Islam Muhammadiyah yang sampai saat ini masih eksis dikalangan masyarakat. Untuk mengenal KH Ahmad Dahlan lebih jauh kita harus mengetahui dahulu biografi beliau.

KH Ahmad Dahlan lahir di Kauman Yogyakarta tahun 1285 H/ 1869 M. M Darwis adalah panggilan beliau saat masih kanak-kanak. Saat beliau haji barulah berganti nama dengan Ahmad Dahlan. Ayah beliau bernama KH abu bakar bin H Sulaiman seorang khatib resmi masjid agung kesultanan Jogja. Ibunya adalah anak perempuan hakim agama yaitu KH Sulaiman. Beliau putra ke empat dari 6 bersaudara.

Salah seorang sejarawan menuturkan  bahwa beliau masih keturunan Walisongo yaitu Maulana Malik Ibrahim. Pada tahun 1980 tepatnya saat beliau umur 21 tahun beliau menunaikan ibadah haji. Tak hanya itu, beliau memanfaatkan kesempatan itu untuk berguru kepada ulama’ disana.           Beliau menimba ilmu tafsir, hadist, fikih dan ilmu-ilmu lain untuk mengembangkan potensi yang didapatkan saat bersama ayahnya.

Semasa kecilnya beliau tidak merasakan bangku sekolah formal karena waktu itu anak-anak dilarang untuk memasuki sekolah gubernamen. Sebagai penggantinya beliau menimba ilmu dengan ayahnya sendiri kemudian meneruskan perjalanan pendidikan ke beberapa ulama’ diantaranya kepada M.saleh, Muhsin, dan KH.R Dahlan. Dalam usia yang masih muda, beliau dapat menguasai beberapa fan ilmu. Setelah usia beliau cukup untuk menjalin rumah tangga, KH Ahmad Dahlan menikahi Siti Wadiah, sepupunya sendiri yang kemudian dikenal dengan nyai Dahlan. Dari pernikahannya itu beliau dikarunia 6 orang anak.

KH. Ahmad Dahlan sebagai tokoh pembaharu Islam mengambil peran dalam mengembangkan pendidikan melalui pendekatan yang berbeda. Itu karena didapatinya saat menimba ilmu di Makkah. Beliau banyak belajar dari seorang Mufti yaitu Syaikh Ahmad Khatib Al Minangkabawi. KH. Ahmad Dahlan juga sering mengkaji kitab para tokoh Islam timur tengah yaitu Jamaluddin Al Afghani, Muhammad Abduh, dan Rasyid Ridha. Gagasan pemikiran KH. Ahmad Dahlan dipengaruhi juga saat beliau mengkaji sebuah kitab karangan Muhammad Abduh yang lebih dominan pada rasio dalam memahami agama.

Pemikiran Pembaharu Pendidikan KH Ahmad Dahlan tidak tertulis dalam sebuah karya fisik, karena beliau bukan sosok penulis, namun beliau lebih dikenal sosok amaliyah. Ada beberapa Pembaharu Pendidikan menurut KH Ahmad Dahlan antara lain:

  • Sistem Pendidikan : Beliau menjadi penggerak perubahan pendidikan saat kolonial Belanda, dimana saat itu kondisi pendidikan sangat memprihatinkan. Pendidikan saat itu masih sangat sederhana, pengajiannya dialkukan di pondok pesantren, surau-surau dan dilaksanakan secara sembunyi-sembunyi. Dengan kondisi yang seperti itu KH Ahmad Dahlan mendirikan sekolah formal yang sama namun beliau membuat kurikulum pendidikan sendiri. Beliau membuat sekolah diperuntukkan anak anak pribumi yang punya semangat dan giat dalam menimba ilmu.
  • Materi Pembelajaran : KH Ahmad Dahlan memberi materi dengan menyesuaikan ajaran Islam yang bersumber pada Al-Qur’an yang as Sunnah karena beliau juga seorang pendiri organisasi Islam. Ada beberapa materi yang beliau ajarkan diantaranya: Aqidah Islam, ilmu ini membahas tentang mentauhidkan tuhan, materi ini adalah materi pokok yang harus diajarkan dan diamalkan. Beliau mengajak masyarakat untuk meninggalkan kesyirikan serta membimbing masyarakat untuk memperjuangkan agama Islam yang benar. Tidak hanya materi tentang agama saja namun, beliau juga menyisipkan materi tentang ilmu Pengetahuan umum seperti matematika, ilmu yang mempelajari hewan dan tumbuhan dan ilmu bahasa. Yang pada nantinya para santri dapat menguasai fan fan keilmuan.
  • Metode pembelajaran : Didalam menyampaikan materi, beliau tidak hanya menyampaikan secara monoton atau tekstual namun beliau mengajak para jamaah untuk merespon materi melalui tanya jawab atau beliau akan menanyakan kembali materi yang telah disampaikan. Hari esoknya beliau akan mengulas kembali materi yang dulu. Jadi, murid dan santri tidak hanya tahu tapi dapat benar-benar faham materi tersebut. Beliau berharap juga para santri dapat mengaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun