Mohon tunggu...
Maria Yasinta Deme
Maria Yasinta Deme Mohon Tunggu... Akuntan - Master Of Management

Gemar membaca dan baru belajar untuk menulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

"Temu Kita adalah Hadiah Paling Mulia"

18 Oktober 2020   00:51 Diperbarui: 18 Oktober 2020   01:29 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sudah berapa purnama kita hanyut dalam kekosongan??

Sudah berapa senja kita yang lalu tanpa jumpa??

Sejak ketuban ibuku ruah melamuri jagat raya hingga kini nyaris menua, tak terbersit sedikitpun dalam benak tentang apa dan bagaimana rupamu. 

Sejuk doa-doa yang tercecer di penghujung malam, ribuan harapan yang berserakan di ujung katup jemari, plus sehelai impi yang ranum di batas subuh adalah melodi-melodi merdu pertanda Tuhan sungguh bijak lagi bajik. 

Di atas hening nan sakral itulah pertama kali kita menang menentang tanah, air, dan bebatuan. Bahwa kita telah merdeka dalam menolak lupa..

Di dalam rindu ada kedamaian, dan di dalam kedamaian itu ada kasih. Memori sempat tandus mengeja ingatku tentangmu, namun kekuatan cinta mampu membasuhnya kembali bahwasannya kalian adalah setengah dari darahku. 

Kalian adalah bagian dariku. Kalian adalah seperempat nadiku yang terhempas jarak. Saudaraku, sekat boleh melindas jumpa namun kita tetap masih memijak di bumi yang sama. Tetap genggam persaudaraan ini hingga mentari layu di lintas petang. Sehat selalu dalam naungan kasih Sang Khalik..

Kita ialah satu..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun