“Yang paling ironis adalah penarikan kabel dari rumah kakakku ke rumah tetangga yang baru bikin rumah. Kabel menyeberang jalan amat rendah karena saking panjangnya, sehingga harus disangga dua bambu, satu di sebelah rumah kakak dan bambu satunya di seberang jalan di atas musholla,” jelasnya.
Fatimah pun melapor apa yang dialami warga desanya, dan terutama kampung tempat asal-usulnya itu.
Mendengar keluhan Fatimah, PLN pun bergerak cepat. Petugas PLN langsung melakukan survei oleh Supervisor Teknik ULP Magelang Kota pada Kamis, 21 Mei 2020 Pukul 14.45 WIB.
Berdasarkan hasil survei, terdapat kabel sambungan rumah berjarak sekitar 70 meter dari rumah Bu Ida -kerabat Badjuri- ke rumah tetangga yang disanggah tiang bambu. PLN pun melakukan rencana perbaikan dengan membangun Jaringan Tegangan Rendah sebanyak 2 gawang.

Benar-benar sebuah gerak cepat, sesuai ketegasan Direktur Utama PT PLN (Persero) Zulkifli Zaini mengatakan akhir tahun ini seluruh desa di Indonesia sudah teraliri listrik alias merdeka dari kegelapan.
“Kami ingin meyakinkan kepada bapak Presiden Jokowi, Insya Allah seluruh program 433 desa bisa diselesaikan sebelum akhir tahun 2020, malah kalau memungkinkan 17 Agustus sebagian besar 433 desa ini sudah terlistriki,” jelasnya.
Peningkatan rasio elektrifikasi listrik atau tingkat perbandingan jumlah penduduk yang menikmati listrik dengan jumlah total penduduk di Indonesia menjadi perhatian utama Presiden Jokowi saat ini.
Berdasarkan laporan yang diterima Presiden Joko Widodo, hingga April 2020, rasio tersebut telah mencapai angka 99,48 persen.
Peningkatan rasio ini cukup signifikan bila dibandingkan tahun 2014 lalu yang masih berada di kisaran angka 84 persen. Capaian rasio saat ini juga telah melampaui target RPJMN 2015-2019 sebesar 96 persen.
Namun, Kepala Negara meminta jajarannya untuk tidak cepat berpuas diri terlebih dahulu mengingat dalam indikator electricity access population Indonesia masih berada di peringkat 95.