Bagian Dua
Pukul 01.03 -- Operasi Diam-Diam
Dariawati tidak bisa tidur. Bayinya terus terbatuk. Paru-paru mungilnya terdengar berusaha keras melawan udara rumah yang lebih cocok disebut ruang gas pribadi.
Dengan senter kecil dari HP bututnya, Dariawati menyusup ke ruang depan. Di bawah meja tamu, ia tahu Hitler menyembunyikan slop rokok cadangan, yang dibeli diam-diam agar tak ketahuan Marti.
Ia membuka laci, pelan. Slop pertama... slop kedua... semuanya dibungkus plastik hitam.
Dariawati mengumpulkannya dalam satu kantong beras kosong, lalu berjalan ke dapur. Ia menggali lubang kecil di tanah belakang rumah, dekat kandang ayam. Lalu... dikuburnya rokok-rokok itu.
Ia kembali ke kamar dengan napas tak teratur. Tangannya gemetar. Jantungnya berdetak seperti drum marching band.
Pukul 06.00 -- Pertempuran Dimulai
Hitler bangun lebih awal hari itu. Biasanya pukul 07.00 baru bangkit. Tapi entah kenapa, mungkin karena naluri perokoknya... dia langsung ke laci. Lalu berteriak:
"SIAPA YANG NGAMBIL ROKOK GUE?!"
Rumah sontak terbangun. Anak-anak Marniwati berhamburan. Marti keluar dari kamar, wajahnya masih dibalut masker wajah, rambut gulungan handuk.