Mohon tunggu...
Yovinus
Yovinus Mohon Tunggu... Penulis - laki-laki

Hidup itu begitu indah, jadi jangan disia-siakan. Karena kehidupan adalah anugerah Tuhan yang paling sempurna bagi ciptaanNya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Penciptaan Alam Semesta Versi Dohoi Uut Danum

5 Juli 2022   06:58 Diperbarui: 5 Juli 2022   07:15 706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Secara bersamaan juga, bongkahan yang ke tujuh atau yang terakhir ini menjadi cikal bakal masyarakat Uut Danum di Pinda’ Ondou (di bumi), yang waktu ledakannya diperkirakan setelah ledakan yang menjadi Atang Hojolla’ Bullou.

Pada jaman Kesah yaitu jaman yang ke empat dalam tradisi lisan suku Uut Danum, Sohavung sering turun ke Bumi. Caranya turun adalah dengan memakai Pollaka’ Bullou (Sebuah bentuk persegi empat yang terbuat dari emas murni termasuk talinya).

Tercatat ada tujuh kali Sohavung ini turun ke bumi dan ketika berada di bumi, dia menikahi orang-orang di bumi ini dan uniknya, orang yang dinikahinya itu bukan hanya orang Uut Danum saja tetapi juga orang-orang dari suku Dayak lain di mana dia diturunkan.

Tujuannya turun ke bumi adalah untuk menghentikan permusuhan antar sesama Anak Danum Kollunon atau sesama umat manusia (suku Dayak) yang pada waktu itu saling mengayau dan dia juga menetapkan tentang Hukum Adat dan ketentuan hidup serta aturan lainnya bagi masyarakat di mana dia turun.

Ketika sudah berada di bumi, masyarakat Uut Danum memang pertama kali berkembang biak di Kalimantan Barat, tepatnya di daerah aliran sungai Momalluh (Ambalau) lalu kemudian menyebar ke bagian lain pulau besar Kalimantan ini (terdapat dalam cerita awal Legenda Tahtum), terutama sekali ke arah Kalimantan Tengah dengan membawa budaya, bahasa dan bahkan nama-nama daerah asal mereka.

Nama-nama tempat dan sungai di Kalimantan Barat mereka pindahkan ke tempat baru itu. Caranya adalah, untuk tanah mereka membawanya sebanyak segenggam dan ditaburkan pada tempat yang mereka anggap cocok lalu tempat itu dinamakan sesuai dengan nama tempat di mana tanah itu di ambil.

Sedangkan untuk sungai, mereka membawa airnya di dalam tabung bambu dan setelah sampai di tempat baru, maka air tadi ditumpahkan dan mereka namakanlah tempat itu dengan nama sungai dari daerah asalnya tadi.

Sehingga tidak mengherankan jika di daerah Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur banyak sekali tempat yang namanya sama dengan daerah atau sungai di Kalimantan Barat, khususnya daerah Kecamatan Ambalau, seperti misalnya Olung Kolon (Nanga Kolon), Pojange (kampung di dalam sungai Kolon), sungai Mollahui (Melawi), sungai Kapuas (Kopuasch Buhang), dan Nohkan Acon (Air Terjun Orang Gila).

Asal usul terjadinya alam semesta ini pernah saya seminarkan di Sintang pada pertemuan suku Dayak Uut Danum tahun 2003 kalau tidak salah dan bagi yang menulis kembali cerita ini saya harapkan menyebutkan sumbernya, karena saya masih ada rekaman asli tentang cerita orang yang menjadi nara sumber asal-usul penciptaan kehidupan versi suku Uut Danum ini.

***

Sedikit Catatan: 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun