Mohon tunggu...
Yovinus
Yovinus Mohon Tunggu... Penulis - laki-laki

Hidup itu begitu indah, jadi jangan disia-siakan. Karena kehidupan adalah anugerah Tuhan yang paling sempurna bagi ciptaanNya

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Wacana New Normal di Bulan Juli 2020, Sungguh Berbahaya

28 Mei 2020   22:26 Diperbarui: 29 Mei 2020   01:44 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kompas.com | Presiden Joko Widodo mengunjungi mal Summarecon Bekasi, Selasa (26/5/2020). Kehadiran Jokowi ini untuk meninjau kesiapan prosedur new normal di tengah pandemi virus corona Covid-19.(Biro Pers Sekretariat Presiden)

Wacana yang dimunculkan oleh presiden Joko Widodo pada awal Mei 2020 lalu, yaitu ingin hidup berdamai dengan Covid-19 atau lebih dikenal dengan istilah New Normal atau kelaziman baru dalam menghadapi penyebaran virus Corona atau Covid-19 sudah bergulir kencang di tengah masyarakat, dengan harapan akan terjadi herd immunity atau menggambarkan bagaimana orang secara kolektif dapat mencegah infeksi jika beberapa persen populasi memiliki kekebalan terhadap suatu penyakit, dalam hal ini adalah kekebalan terhadap virus Corona.

Wacana ini tentu saja menimbulkan pro dan kontra di dalam masyarakat. Padahal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) saja tak merekomendasikan setiap negara yang menerapkan herd immunity dan melonggarkan lockdown. 

Penelitian di Spanyol dan Perancis menunjukkan bahwa tidak lebih dari 5 persen dari populasi tersebut telah mengembangkan antibodi COVID-19 (detik.com).

Banyak anggota masyarakat yang tidak setuju dengan wacana ini, mulai dari rakyat jelata, para tokoh masyarakat, para artis, anggota KPAI, sampai anggota DPR RI. 

Meskipun sampai saat ini pihak Pemerintah sepertinya tetap keukeh untuk membuka sekolah di bulan Juli 2020. Hal ini tentu saja membuat gundah para orang tua, termasuk juga penulis, karena penulis masih memiliki tiga orang anak yang masih bersekolah. Karena menurut pendapat pribadi penulis, jika memaksa membuka sekolah di bulan Juli 2020, padahal pandemi belum selesai, itu sangatlah beresiko. 

Karena jika sampai penyebaran virusnya tidak terkendali, maka akan banyak nyawa yang melayang. Padahal bisa saja di antara yang meninggal itu ada orang-orang yang berperan untuk kemajuan Indonesia di masa depan, seperti calon politisi baik, para ahli kesehatan, para ahli nuklir, ahli ekonomi, ahli teknologi tinggi, atau bahkan calon presiden yang kelak dikemudian hari bisa membangun Indonesia untuk menjadi lebih baik.

Kami sebagai rakyat jelata, mohon agar pemerintah mempertimbangkan kembali terhadap wacana ini, karena terus terang saja menurut hemat kami wacana ini agak berlebihan kalaulah bisa dikatakan (maaf) agak gila. 

Jangankan anak-anak, orang tua saja masih kita sangsikan apakah mampu selalu berlaku hati-hati dan teliti dalam setiap detik kehidupannya. Sekali saja dia lengah dan mengusap matanya atau hidungnya dengan tangan yang belum sempat dicuci, padahal tangannya sudah tersentuh dengan barang atau benda yang sudah terkontaminasi dengan virus corona, maka jelaslah dia akan terinfeksi oleh penyakit ganas ini. 

Karena bisa saja virus itu sudah bertebaran di udara, di kursi ojek online, di jok motor, di stir mobil, di buku atau pensil, di meja belajar di sekolah, di pintu WC, di lantai rumah sakit atau sekolah atau Mall, di gelas, di uang jajan, di baju, di nafas orang lain yang OTG, dan lain sebagainya. Hal ini dibuktikan dengan begitu banyaknya dokter dan tenaga kesehatan lainnya yang terjangkit dan positif Covid-19 dikarenakan merawat pasien yang positif. 

Apalagi bagi orang awam yang tidak terlalu paham dengan kesehatan dan pola penyebaran virus ini. Itu belum lagi anak-anak SD atau SMP yang sama sekali belum sadar akan bahayanya virus ini, bisa saja ada kawannya yang tanpa sadar memeluk dan mencium mereka atau karena memegang uang jajan yang terkontaminasi.

Sehingga, menurut hemat penulis, janganlah hanya ahli kepada ekonomi saja yang didengarkan pendapatnya. Tetapi minta pendapat juga dengan ahli pendidikan, praktisi pendidikan, dan para orang tua siswa-siswi se Indonesia. Selain itu, pemerintah juga harus ingat, bagaimana sudah lelahnya para tenaga kesehatan merawat orang yang terinfeksi Covid-19, apakah mereka masih sanggup jika pasien bertambah lagi? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun