Mohon tunggu...
Menghayati
Menghayati Mohon Tunggu... Freelancer - Karya, sastra dan cerita.

Karya, sastra dan cerita. Menghayati.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aku Mati

10 Januari 2022   20:42 Diperbarui: 10 Januari 2022   20:57 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber: Pexels.com

Esokku akan mati
Pagi atau siang hari
Aku mati karena di makan sepi
Sebab keramaian tak memberiku banyak arti

Tak usah menaruh rasa kasian
Empatimu hanya tampak merendahkan
Aku hanya berharap tak ada tangisan
Hibur saja dirimu dengan kemewahan

Bukankah kamu sudah terbiasa mendengar kematian?
Siang dan malam berlangganan suara ambulan
Suaranya kini tak lagi menakutkan

Susul saja aku bila kau mau
Aku harap kita bisa bertemu
Jika kau yang mati lebih dulu
Tunggu saja aku
Aku segera menyusulmu

Hidup lama jadi sia-sia
Kalau hanya jadi benalu untuk sesama
Kini bumi sudah tua
Tak seharusnya orang seperti kita ada

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun