Mohon tunggu...
Widianto.H Didiet
Widianto.H Didiet Mohon Tunggu... Model - Pria Tampan Pencari Cinta

Seorang pecinta seni yang mencari makan dari dunia kreatif, suka jalan jalan selama tidak menyusahkan dan tentunya sangat menikmati Wisata Kuliner sebagai kebutuhan wajib yang tidak bisa ditinggalkan. Aktif di dunia fotografi sebagai praktisi, hobi dan sekaligus pengisi pundi pundi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sempurna yang (Tidak) Murni

14 Februari 2020   08:07 Diperbarui: 14 Februari 2020   08:59 786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lukisan JakaTarub dan 7 Bidadari - 1970an karya Basuki Abdullah (diambil dari pinterest.com/rachmadkuntoro)

Saat elo menemukan seorang Bidadari cantik yg matang dan sempurna dengan sejuta pengalaman pembentuk kedewasaan dan elo dapat berkah untuk memilikinya, apakah elo rela dia diubah untuk kembali bagai anak kecil lugu dan kehilangan kematangannya?

Haruskah Memutar mundur dan kembali demi mendapatkan citra Murni seperti puluhan tahun lalu namun harus kehilangan segala pengalaman yg Dia dapat untuk menjadi Bidadari Sejati seperti saat ini? Apakah sebuah pemurnian begitu penting jika kesempurnaan telah dicapai?

"Murni" hanyalah sebuah unsur, namun dengan terjadinya persenyawaan antar unsur maka didapatlah kesempurnaan.. unsur yg sama namun dengan segala penambahan kualitas..

Pengalaman adalah proses pendewasaan, pengisian ilmu, nurani dan kecendikiaan. Segala hal tersebut melalui satu proses yg kita sebut sang Waktu, dimana bukan sekejab mata.. dengan memilah ini dan itu jadilah sebuah hal yg baru dan membuatnya lebih baik, dimana gw kemudian menyebutnya "sempurna!"

Lalu, apakah sebuah hal yg sempurna masih harus melalui proses pemurnian? Dimana letak kesempurnaannya jika harus melangkah mundur ataupun mengubahnya lagi?

Atau apakah nilai kesempurnaan yg gw punya sebagai Jaka Tarub terlalu rendah, sehingga gue mencuri selendang bidadari yg salah?

Bidadari Sempurna yg Kehilangan Kemurniannya sehingga harus dimurnikan lagi?

Entahlah...  tapi gue bahagia dengan segala yg gue miliki, memang belum sempurna buat sebagian orang (dan bahkan kadang buat gw juga) dan masih berproses bersama sang waktu yg menemani..

Seorang Bidadari yg sempurna hanya akan tertawa dan terbang pergi kala masih ada yg meragukan kemurnian dirinya..  tidak seperti Dewi Shinta yg harus membakar diri demi kepuasan orang2 yg meragukan kemurniannya...

Iya kalau selamat.. kalau hangus? Udah gosong ditinggal pula sama Rama..

*siulsiul

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun