Mohon tunggu...
MELSI ANGRAINI
MELSI ANGRAINI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Prodi Pendidikan IPS (Konsentrasi Ilmu Ekonomi), dan menyukai seputar Sejarah karena sejarah adalah gurunya kehidupan. 🤗❤️

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perang Kamang / Perang Belasting 15 Juni 1908

2 Juli 2022   18:44 Diperbarui: 2 Juli 2022   18:45 2254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tanggal 2 Juni 1908, diadakan lah pertemuan yang dihadiri oleh para pemimpin dari Agam Tua, Padang Panjang, Manggopoh, dan Lubuk Basung. Dalam rapat tersebut diputuskan akan mengadakan aksi menentang Belanda. Didalam pertemuan itu juga di tetapkanlah Dt. Rajo Pangulu sebagai pemimpin gerakan dan memesan senjata ke Salo sekaligus berusaha memobilisasi rakyat guna menghadapi tantangan dari pihak Belanda. H. Abdul Manan membawa kata sepakat ke Bansa Nagari Hilalang kampung halamannya dan berusaha mengumpulkan pendukung guna menambah kekuatan yang telah ada di Kamang.  A. Wahid Kari Mudo bertugas memotivasi kaum muda dan menggalang kekuatan dengan daerah lain. Ketiga tokoh inilah yang menjadi motor penggerak perlawanan rakyat di Kamang.

 

Pecahnya Perang Kamang

Pada hari Senin  tanggal 15 Juni 1908,  sebagai hari perlawanan paling hebat di Sumatera Barat dalam menentang  sistem belasting (Pajak) telah diawali. Provokasi mulainya perang dilakukan oleh salah-seorang penduduk  Magek yang datang ke kantor Laras Warido untuk membayar belasting (Pajak), orang ini dihadang oleh rakyat setempat, di ancam akan dibunuh jika niat ini diteruskan, karena hal ini telah melanggar tekad bersama untuk menentang Belanda. Mengetahui kejadian ini Warido yang menjabat sebagai Laras Magek dan juga sebagai mantri kopi langsung berangkat ke Fort de Kock (Bukittinggi) untuk melaporkan kejadian ini kepada J. Westennenk dan meminta supaya para pembangkang segera di tangkap.

 J.Westennenk yang mendapat kabar dari Warido segera paham bahwa ini adalah pertanda perang. Sebelumnya dia telah mendapat kabar dari Jaar Dt. Batuah Kepala Laras Tilatang (sekitar 8 Km dari Kamang) mengenai situasi di Bansa Nagari Hilalang Kelarasan Kamang mengenai pergerakan H. Abdul Manan. Hal ini kemudian dilaporkan J. Westennenk kepada Hecler sebagai Gubernur Sumatera Westkust sekaligus meminta petunjuk tindakan apa yang harus di ambil. Hanya satu kata yang dicetuskan Hecler sesuai dengan kebijakan Gubernur Jenderal Hindia Belanda Van Heutez, yaitu serbu.

 J.Westennenk kemudian meninggalkan posnya di Fort de Kock (Bukittinggi) dengan membawa 160 orang pasukan yang dibagi menjadi tiga kelompok untuk segera bergerak ke Kamang:

  1. Pasukan pertama terdiri atas 30 tentara serta Penghulu Kepala Pauh dan dipimpin dua orang letnan  yaitu Heine dan Cheriek, mereka akan berjalan melalui Mandiangin, Gaduik, dan Koto Malintang menuju Pauh.
  2. Pasukan kedua dipimpin langsung oleh J.Westennenk bersama Kapten Lutsz, Letnan Leroux, Letnan Dua Van Keulen, Dahler dan inspiran kontroleur Beeuwkess dengan 80 orang tentara. Mereka berjalan melalui Manggis, Pakan Kamis, Ambacang, dan Tapi, menuju Ilalang dan Tangah.
  3. Pasukan ketiga, dipimpin oleh Letnan Boldingh dan Letnan Dua Schaap dengan 50 orang tentara. Mereka ini bergerak melalui Biaro dan terus ke Salo, Tigo Lurah (Magek), dan Tangah (Kamang). Dimana dalam pasukan ini ikut juga Warido, penghulu tigo lurah dan Laras Banuhampu.

Di sepanjang perjalanan terjadilah perlawanan rakyat yang cukup sengit, diantaranya yang dipimpin oleh Dt. Parpatiah di Magek. Dalam pertempuran ini lah Pejabat Kepala Laras Magek Warido tewas dibunuh oleh Dt. Parpatiah, sebelum Dt. Parpatiah sendiri tewas ditembus senjata lawan. Di lain tempat pasukan yang dipimpin Westennenk atas informasi dari Jaar Dt. Batuah, bergerak mengepung rumah H. Abdul Manan untuk menangkapnya, karena pada masa itu Belanda beranggapan bahwa yang menjadi dalang pergolakan adalah kaum ulama. Ternyata yang dicari tidak bersua, rumah ini hanya ditunggui oleh tiga orang wanita. Karena H. Abdul  Manan telah terlebih dahulu melarikan diri menemui Dt. Rajo Pangulu di Kamang guna mengabarkan pergerakan Belanda, dan menyusun kesiagaan seluruh rakyat guna mengorbankan perang sabil.

tugu-depan-makam-dt-parpatiah-nan-sabatang-62c02c51bd09461ace55dac2.jpg
tugu-depan-makam-dt-parpatiah-nan-sabatang-62c02c51bd09461ace55dac2.jpg
Foto:

Makam Dt. Parpatiah

Pada pukul 12.00 dini hari didapat kabar kalau Belanda telah berkumpul di Kampung Tangah[5] menunggu matahari terbit. Hal ini disadari oleh Dt. Rajo Pangulu, bersama pemimpin lainnya (kecuali H.Abdul Manan yang telah kembali ke kampungnya guna mengkoordinir gerakan) memutuskan untuk pergi menyongsong musuh. Pertimbangan dari Dt. Rajo Pangulu ialah karena Kampung Tangah merupakan daerah lengang dengan perumahan penduduk yang tidak seberapa.

 Pasukan yang dipimpin oleh Dt. Rajo Pangulu terlebih dahulu berkumpul di Masjid Taluak, masjid yang selama ini menjadi pusat gerakan (Mesjid Taluak adalah mesjid yang pertama kali dibangun di Kamang pada tahun 1800 atas prakarsa ulama termasyhur waktu itu yang bernama Tuangku Labai di Aceh. Pada awalnya mesjid ini digunakan oleh masyarakat Kamang untuk Shalat Jum'at dan sekaligus tempat pendidikan agama. Setelah bangkitnya kaum paderi, mesjid tersebut dijadikan tempat bermusyawarah pimpinan paderi. Di sinilah Tuangku Nan Renceh, H.Piobang dan H.Sumanik, pernah menggembleng beberapa orang perwira Paderi, diantaranya Peto Syarif yang kelak dikenal dengan nama Tuangku Imam Bonjol dan Tuangku Rao yang dalam perjuangannya kemudian berhasil meng-islamkan tanah Batak Selatan).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun