Mohon tunggu...
Mellisa Sevira
Mellisa Sevira Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Evolusi Kepemimpinan, Menjadi Pemimpin yang "Fleksibel"

29 Juni 2018   10:41 Diperbarui: 13 Juli 2018   06:06 2172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber: wartaeq.com)

Praktek kepemimpinan telah berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Untuk mempermudah pelaksanaan peran dan tanggung jawabnya, seorang pemimpin perlu memiliki gaya kepemimpinan. Dengan keadaan zaman yang terus menerus mengalami perubahan, pada akhirnya mendorong pemimpin untuk mampu menyesuaikan gaya kepemimpinannya sedemkian rupa supaya tidak ketinggalan zaman. Oleh karena itu, gaya kepemimpinan pada dunia yang stabil mungkin tidak akan cocok jika diterapkan pada dunia yang tidak stabil (chaotik) seperti saat ini.

Secara umum, evolusi kepemimpinan melewati 4 tahapan dimana masing-masing tahapan tersebut terbagi menjadi 2 dimensi, yaitu dimensi tingkat mikro dan makro serta dimensi lingkungan yang stabil dan chaos/kacau (Daft dan Lengel, 1998 dalam Riley, 2014). Dalam tingkatan mikro, pemimpin berfokus pada seorang individu pada waktu tertentu. Sedangkan dalam tingkatan makro, pemimpin berfokus pada organisasi untuk menciptakan budaya, iklim, nilai-nilai yang terkait dengan keseluruhan organisasi.

Selanjutnya, lingkungan yang stabil dalam konteks ini diartikan sebagai lingkungan yang tidak mengalami perubahan serta kondisi lingkungannya bisa diperkirakan atau dipastikan keadaannya. Di sisi lain, lingkungan  yang tidak stabil (chaotik) dalam konteks ini diartikan sebagai lingkungan yang mengalami perubahan dengan cepat serta sering dihadapkan dengan ketidakpastian. Lingkungan yang tidak stabil ini dicirikan dengan adanya globalisasi, arus informasi yang melimpah, persaingan bisnis antar banyak kompetitor, dan sebagainya.

Secara singkat, penjelasan 4 tahapan dari evolusi kepemimpinan adalah sebagai berikut (Daft, 2015):

(Sumber: Daft, Richard. L. 2015. The Leadership Experience 6th edition. United States: Cengage Learning.)
(Sumber: Daft, Richard. L. 2015. The Leadership Experience 6th edition. United States: Cengage Learning.)
A. Era pertama: Kepemimpinan mikro pada dunia yang stabil

Era pertama ini disebut sebagai era Great Person Leadership dimana terjadi pada zaman pra-industri atau pra-birokatik yang ditandai dengan adanya organisasi kecil yang dipimpin oleh individu di lingkungan yang stabil. Seorang pemimpin dipilih karena memiliki kualitas pribadi yang lebih unggul dibandingkan orang lain. Selain itu, pemimpin juga masih dianggap sebagai seorang pahlawan bagi para pengikutnya.

B. Era kedua: Kepemimpinan makro pada dunia yang stabil

Era kedua ini disebut sebagai era Rational Management dimana dunia masih berada pada lingkungan yang stabil sehingga organisasi dapat berkembang dengan cepat. Muncul struktur hirarki dan birokrasi sebagai mekanisme yang menjadi pedoman dalam menjalankan organisasi agar lebih efisien dan efektif. Selain itu, seorang pemimpin dipilih berdasarkan berbagai keterampilan yang dimilikinya.

C. Era ketiga: Kepemimpinan mikro pada dunia yang chaotik

Era ketiga ini disebut sebagai era Team or Lateral Leadership dimana dunia sudah mulai mengalami berbagai perubahan akibat lingkungan yang tidak stabil. Persaingan antar bisnis menjadi semakin ketat karena banyaknya kompetitor yang ada. Akibatnya, pemimpin dituntut untuk membentuk tim kerja yang solid, menghilangkan hambatan hirarkis, serta memberdayakan pengikutnya untuk meningkatkan kinerja dan komitmen mereka.

D. Era keempat: Kepemimpinan makro pada dunia yang chaotik

Era keempat ini disebut sebagai era Learning Leadership dimana pemimpin bertindak sebagai fasilitator. Dalam hal ini, pemimpin menuntut tiap orang agar mau berubah dan belajar untuk meningkatkan kemajuan dan perkembangannya masing-masing. Selain itu, pemimpin dapat memengaruhi orang lain dengan pendekatan personal melalui visi, nilai, makna, dan tujuan sehingga sikap arogansi dan otoriter ditinggalkan.

Menjadi seorang pemimpin bukanlah suatu hal yang mudah karena harus berhadapan langsung dengan pengikut (karyawan) yang memiliki perbedaan dalam berbagai hal, seperti latar belakang, kondisi, kepribadian, dan sebagainya. Dalam setiap era, kepemimpinan merupakan hal yang sangat penting bagi pemimpin untuk mengarahkan dan mengatur orang-orang di sekitarnya agar mencapai tujuan bersama. Dengan begitu, para pengikut yang dipimpinnya mampu termotivasi serta melaksanakan program kerja yang telah ditetapkan dengan baik.

Seorang pemimpin tidak bisa menjalankan tugasnya hanya dengan satu gaya kepemimpinan yang sama terus-menerus karena setiap organisasi pasti memiliki permasalahan yang berbeda dan selalu mengalami perubahan di setiap waktu. Jadi berdasarkan penjelasan di atas, salah satu kriteria utama untuk menjadi pemimpin yang baik adalah bersifat fleksibel. Fleksibel yang dimaksud disini adalah seorang pemimpin yang dapat membaca situasi yang dihadapi dan menyesuaikan gaya kepemimpinannya dengan setiap perkembangan zaman yang ada supaya tidak salah mengambil langkah ke depannya.

Referensi:

Daft, Richard. L. 2015. The Leadership Experience 6th edition. United States: Cengage Learning.

https://www.slideserve.com/daria-riley/kepemimpinan-dan-manajemen

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun