Mohon tunggu...
Melissa Kurniawan
Melissa Kurniawan Mohon Tunggu... -

penulis konten lepas di dunia maya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Masa Depan Indonesia Tanggung Jawab Siapa?

25 Maret 2014   19:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:30 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Oleh Melissa Kurniawan

Perubahan dan perkembangan adalah hakikat jaman. Tanpa perubahan ke arah yang lebih baik, keberadaan suatu bangsa menjadi status hampa menuju kehancuran. Memungkiri bahwa bangsa Indonesia terus berkembang dan berubah sesuai masanya seolah-olah memungkiri hukum alam. Entah suka atau tidak, Indonesia akan terus bergulir ke masa depan hingga Sang Pencipta menentukan akhirnya.

Kemajuan Indonesia sebagai negara dan bangsa sejak kelahirannya hampir selalu diliputi masalah di berbagai bidang. Korupsi berjamaah, pembangunan bermasalah, konflik SARA, krisis budaya hingga kerentanan pangan membuat pemerintah menjadi sasaran hujat dan kritik ketika kekecewaan muncul.

Sebenarnya tanggung jawab menentukan masa depan bangsa ini milik siapa? Apakah rakyat kebanyakan harus melemparkan beban ini pada segelintir manusia yang mengemban jabatan saja? Mungkinkah dapat tercapai perpaduan di mana masyarakat dapat bekerjasama dengan minoritas di puncak kekuasaan?

Sebelum itu mari kita tilik pemahaman tentang kemajuan bangsa dan negara yang ideal. Kofi Annan menyebut istilah "developed country" sebagai negara yang “membolehkan warganya menikmati kehidupan bebas yang sehat dalam lingkungan yang aman”. Pembukaan UUD ‘45 menggambarkan perlindungan terhadap warga, perbaikan kesejahteraan, pencerdasan kehidupan berbangsa, dan peran serta dalam ketertiban dunia sebagai landasan bernegara dan bermasyarakat.

Kemajuan Indonesia akan dinilai berdasarkan standar-standar tersebut sepanjang negeri ini berdiri. Dengan pemikiran bahwa dibalik tindakan selalu ada pemeran, maka pemeran menjadi aspek penting dalam kejadian pada satu masa, berikut peran pemerintah dan individu dalam pemajuan Indonesia.

Pada gambar besarnya kita tahu pemerintah dipuji oleh Bank Dunia karena berhasil menurunkan rasio utang terhadap GDP dari 61% pada 2003 menjadi 24% pada 2012. Kenaikan pendapatan per kapita dan rancangan pembangunan jangka pendek serta menengah juga dipuji. Dalam kurun waktu itu pemerintah berhasil mengendalikan perekonomian makro untuk sebesar-besarnya kebaikan bangsa.

Pada ujung lain kita melihat tokoh-tokoh masyarakat yang perannya makin kentara seusai Reformasi. Ada Ir. Ciputra yang menelurkan pendidikan yang merangkul kompetensi wirausaha dan pengembangan kota mandiri. Di bidang penumbuhan fasilitas umum kita mendengar nama Tri Mumpuni yang sukses dengan pembangkit listrik mandiri. Konsistensi mereka untuk unggul dan fokus di bidang di mana mereka mampu dan tergerak menjadi obor penyulut semangat yang kemudian menular di individu dan kelompok yang sempat bersentuhan langsung maupun tidak langsung dengan karya-karya mereka.

Ada pula Anies Baswedan dengan Indonesia Mengajar dan Butet Manurung dengan Sokola Rimba yang berfokus pada pemerataan pendidikan dan pencerdasan wawasan kebangsaan. Keduanya dengan jujur, konsisten dan tanpa melihat keuntungan di ujung jalan mencangkul dan meratakan lahan supaya peradaban dan pendidikan dapat masuk dengan lebih mulus ke wilayah-wilayah yang sulit terjangkau.

Di tengah dan sekitar tokoh-tokoh ini terdapat pula tokoh-tokoh lain yang tak terkenal namun membantu Indonesia bertahan menghadapi beragam polemik yang silih berganti. Sebagian mereka berkolaborasi dengan institusi swasta maupun institusi pemerintah, sedang sebagian lain bergerak secara mandiri.

Perlu diingat bahwa bangsa ini ada karena orang-orang di dalamnya. Sebelum pemerintah pusat dan daerah dilahirkan, ada tokoh-tokoh yang berperan dalam pembentukannya. Sepertinya tidak logis jika membebankan pengembangan bangsa hanya ke pundak pemerintah. Negara ini begitu besar dan luas sehingga sulit menuntut segelintir pekerja di pemerintahan untuk mampu mengatasi seluruh masalah yang dihadapi bangsa ini akhir-akhir ini.

Keputusan akan jadi apakah bangsa ini 10, 20 atau 30 tahun mendatang dimulai dari peran kita sekarang. Masing-masing kita punya peran dan kesempatan untuk memengaruhi masa depan bangsa. Jika kita diberi kesempatan oleh Yang Kuasa untuk berada di negeri ini, berarti kita punya tugas untuk berkarya.

Mungkin bukan karya kolosal seperti mendirikan lembaga non-profit atau masuk ke rimba dengan sebungkah asa. Bisa saja masa depan bangsa kita persiapkan dengan melakukan yang terbaik dalam peran kita saat ini. Seorang ibu dapat berperan ketika ia mendidik anak untuk tahu tanggung jawab dan semangat cinta tanah air. Seorang ayah dapat berperan ketika ia mengajari keluarganya tentang etika dan memberi contoh menolak menerima atau memberi suap demi keberhasilan usaha.

Bahkan seorang pelayan rumah tangga, kuli bangunan, penyapu jalan, atau supir pribadi pun dapat turut membangun bangsa ketika ia berhenti menyesali nasibnya sebagai pekerja kasar dan mulai bekerja dengan dedikasi dan ikhlas, seperti untuk Tuhan dan bukan untuk sesama. Seiring waktu, pola pikir yang positif akan membawa kita kepada hal-hal yang sifatnya memperbarui dan meningkatkan diri kita.

Telah banyak bukti di mana sikap hati yang baik serta kejujuran dan cara pandang positif mengantar seseorang yang sebelumnya tak dikenal menjadi pengusaha, entertainer atau investor terkemuka. Maka dari itu, masa depan bangsa ini terletak di tangan kita. Soal maju atau makin mundurnya, juga terletak pada keputusan-keputusan yang kita ambil hari demi hari, dimulai dengan hari ini. Ketika perubahan positif mulai terjadi, maka mata kita dalam memandang masa depan bangsa akan makin tercerahkan. Mari manusia Indonesia, bersama memikul tanggung jawab untuk menentukan masa depan bangsa menjadi lebih baik!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun