Mohon tunggu...
melisa emeraldina
melisa emeraldina Mohon Tunggu... Menulis untuk Berbagi Pengalaman

"Butuh sebuah keberanian untuk memulai sesuatu, dan butuh jiwa yang kuat untuk menyelesaikannya." - Jessica N.S. Yourko

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Apakah Benar Marriage is Scary?

25 Agustus 2025   17:41 Diperbarui: 26 Agustus 2025   08:08 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sublimation (sublimasi) : Mekanisme mengubah dorongan negatif menjadi hal positif. Dimana demi menjaga rasa aman, perempuan cenderung mengejar karir, membangun kemandirian finansial dan berusaha untuk mandiri dalam banyak hal. Sebenarnya ini  mekanisme perlindungan diri paling positif dan sehat. Tapi jika dilandasi ketidakpercayaan pada pasangan bisa merusak hubungan yang saling supportive. 

Mekanisme pertahanan diri ini menurutku biasa menjadi tidak sehat, karena dari awal kita sudah mengaktifkan radar curiga, rasa cemas dan akhirnya menganggap pasangan tetap seperti orang lain yang bisa pergi kapan saja. 

Pasti akan sangat melelahkan menjalani pernikahan seperti ini. Padahal, saat menikah kita akan menjalani banyak sekali perubahan peran dan tanggung jawab, yang seharusnya perlu dilakukan berdua sebagai tim yang saling mendukung, memahami dan saling mengerti. Bagaimana mungkin menjalani tim bersama orang yang sudah di-setting di alam bawah sadar sebagai orang yang bisa saja menjadi musuh?

Apa yang Harus Dilakukan? 

1.  Memilih Pasangan dengan Sadar.

Banyak orang memilih pasangan dengan standar-standar yang terlalu umum dan kadang tak sesuai dengan kebutuhan diri. Melihat kualitas pasangan hanya dari fisik atau materi, sehingga melupakan keutamaan kualitas personal seperti tanggung jawab, perhatian, kesamaan nilai-nilai yang dianut, visi misi bersama dan kesetaraan dalam hal-hal penting seperti ekonomi, pendidikan, kepercayaan dan nilai moral. Cari yang setara, jangan yang jauh dibawah, agar dia dapat memperlakukanmu dengan layak dan sesuai standarmu. Juga jangan yang terlalu tinggi, supaya kamu tak  kesulitan menyesuaikan diri atau sampai dipandang rendah oleh keluarganya. 

2. Hindari Red Flag

Dulu saat akan menikah, aku selalu membayangkan: Jika aku menikahi orang ini, maka aku akan hidup bersamanya seumur sisa hidupku. Dia akan hidup bersamaku setiap hari, seperti ayah/ibu/kakak/adik yang selamanya harus aku maklumi, aku maafkan dan kembali aku sayangi. Jadi seperti apa orang yang bisa aku maklumi untuk hidup bersamaku selamanya? 

Bagiku, orang yang suka berbohong, akan terus menguji dan membuat kita mempertanyakan kebenaran. Orang yang suka berkata kasar, akan berpotensi besar menyakiti dengan kata-kata. Yang pernah main tangan akan berpotensi melakukan KDRT. Yang pernah selingkuh, akan tetap mengulang selingkuh. Yang pelit, akan tetap pelit dan membuat kita seperti mengemis pada pasangan sendiri. Yang cuek akan membuat kita merasa seperti melakukan apa-apa sendiri.  Pasangan yang malas, akan tetap malas. 

Maka yang sudah kamu maklumi untuk bisa kamu terima dari awal, terimalah bahwa mungkin itu yang akan kamu hadapi sampai akhir hidupmu. Jangan mencoba percaya dia akan berubah. Jangan pula berkeyakinan bahwa kamu bisa mengubahnya. Jika kamu tak bisa maklumi, maka tinggalkan. 

3. Perhatikan Hubungannya dengan Keluarganya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun