Mohon tunggu...
Melina
Melina Mohon Tunggu... Lainnya - Teknisi Pangan

Menulis untuk sharing, karena sharing is caring.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Ketika Program KB Ubah Nasib Ribuan Anjing dan Kucing Jalanan

25 Agustus 2022   06:36 Diperbarui: 25 Agustus 2022   09:59 1689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kucing dan anjing| Dok PEXELS/Marián Šicko via Kompas.com

Ibarat orang ada program Keluarga Berenca (KB) untuk mengendalikan populasinya, anjing dan kucing juga punya program KB... alias KeBiri.

Bagi yang belum begitu paham tentang kebiri hewan dan sisi positifnya, mungkin bertanya-tanya:

Apa sih kebiri itu? Kenapa sih hewan peliharaan kita perlu dikebiri? Apa pentingnya? Ada efek samping kah? Bahaya gak sih buat kesehatan hewan? Mahal ya? 

Meski banyak yang ragu akan dampak positif yang diberikan dari mengebiri anjing dan kucing ini, nyatanya program KB untuk hewan ini memberikan manfaat bagi lingkungan dan kesejahteraan anjing dan kucing itu sendiri.

Petugas mengumpulkan bangkai anjing liar di ruas jalan kota Karachi, Pakistan pada 4 Agustus 2016 (REUTERS).
Petugas mengumpulkan bangkai anjing liar di ruas jalan kota Karachi, Pakistan pada 4 Agustus 2016 (REUTERS).

Apa yang akan terjadi jika populasi anjing dan kucing terus bertambah dan mem-bludak? 

Haruskah mereka ditembak mati oleh TNI? Atau dibantai secara brutal?

Kalau pun tidak, mereka akan terlantar dan hidup tidak layak. Makan sampah dan minum air got misalnya... Tentunya umur mereka tidak akan panjang karena mereka akan mudah terserang penyakit. 

Dan misalkan mereka diselamatkan dan ditampung di penampungan (shelter), pertanyaannya:

BERAPA BANYAK hewan yang bisa ditampung oleh shelter? SAMPAI KAPAN?

Yang pernah menonton film 'Lady and The Tramp' pasti pernah lihat aksi penangkap hewan liar, kan ya? Lalu para anjing dan kucing jalanan berusaha lari dari para penangkap atau kabur dari "penjara hewan", betul?

Kira-kira kenapa ya, para anjing dan kucing liar ini tidak mau tertangkap?

Waktu kita menonton, pastinya kita bersimpati dengan Tramp dan teman-teman Tramp, gerombolan anjing kucing liar. Penangkap hewan liar ini terlihat sebagai sosok yang jahat. Shelter hewan digambarkan bak penjaranya hewan. 

Sedang kenyataannya, petugas penangkap hewan liar hanya menjalankan tugas mereka untuk mengumpulkan hewan terlantar di shelter untuk dicek kesehatannya, dikebiri atau disteril, dan ditampung.

Tapi wajar saja sih kalau gerombolan hewan liar ini takut ditangkap dan dibawa ke shelter. Bukan karena takut dikebiri. Melainkan, karena mereka tau shelter hanyalah tempat tinggal sementara. Jika mereka tidak kunjung diadopsi dan shelter tidak sanggup memberi makan, maka mau tak mau anjing atau kucing tersebut harus disuntik mati!

Di Amerika Serikat praktik pemberian suntik mati ini diperbolehkan. Ada protokol yang jelas untuk pemberian suntik mati (Petunjuk Dasar Euthanasia Edisi 2020 dalam Bahasa Inggris di sini). 

Biasanya shelter terpaksa memberikan suntik mati bila hewan sudah berumur, mengalami sakit parah, memiliki perilaku buruk, atau karena shelter tidak sanggup membiayai hidup hewan tersebut.

Meski belum tentu shelter di Indonesia menerapkan praktik ini. Tapi ini bukanlah hal yang tidak mungkin terjadi.

Sebuah kenyataan pahit

Untuk mengelola shelter sama halnya dengan mengelola sebuah panti asuhan. Bukan sekadar memberikan tempat tinggal bagi para anjing dan kucing jalanan. Melainkan, kesehatan dan kesejahteraan mereka juga harus terjamin.

Shelter Kucing Puskeswan Ragunan, Jakarta (Suara.com/Angga Budhiyanto).
Shelter Kucing Puskeswan Ragunan, Jakarta (Suara.com/Angga Budhiyanto).

Hewan yang ada di shelter tentu perlu diberi makan dan minum, disediakan obat dan diberi vaksin, juga harus rutin diperiksa kesehatannya. Menyediakan tempat bermain, makan, tidur, dan buang kotoran, lalu menjaga kebersihan tempat-tempat tersebut agar hewan-hewan tetap sehat.

Agar itu semua tercapai, tentunya perlu mengerahkan tenaga kerja, waktu, dan BIAYA.

Siapa yang mendanai shelter ini? Kebanyakan shelter beroperasi dengan dana yang berasal dari kantong pemilik shelter sendiri. Selebihnya, berharap ada orang yang peduli dan memberi donasi.

Oleh karena itu, anjing dan kucing di shelter harus dikebiri/disteril. Jika tidak, shelter tidak akan sanggup untuk memberi makan anak cucu dari para anjing dan kucing yang ada.

Tanpa pendanaan yang memadai, nasib anjing dan kucing yang ada di shelter juga akan miris.

Beberapa anjing atau kucing yang diselamatkan terkadang harus dioperasi dan dirawat di rumah sakit karena mendapat luka bekas penyiksaan atau sudah lama mengidap penyakit. Tanpa dana yang cukup, mereka tidak akan mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan.

Terlalu sering mempunyai anak juga bukanlah hal yang baik.

Kucing mengalami masa kehamilan selama 2 bulan, sehingga dalam setahun setidaknya, kucing dapat mengandung 4-5 kali.

Selama masa kehamilan, ibu kucing perlu mendapat asupan nutrisi yang cukup bagi dirinya sendiri dan juga bayi-bayi kucing dalam kandungannya agar mereka dapat berkembang dengan baik. Kemudian, setelah melahirkan, butuh waktu bagi ibu kucing untuk pulih. Sama seperti manusia.

Apa yang akan terjadi bila ibu kucing terlalu sering melahirkan?

Kesehatan ibu kucing dan bayinya menurun. Beberapa anak kucing akan dilahirkan dalam keadaan sudah tak bernyawa. Dan lebih buruknya, si ibu kucing akan ikut meregang nyawa.

Jadi, kenapa sih kita harus menerapkan kebiri tidak hanya pada anjing dan kucing jalanan, tetapi juga pada hewan peliharaan kita?

1. Menghilangkan rasa tidak nyaman dan perilaku yang timbul akibat estrus

Pada masa estrus atau musim kawin, baik anjing ataupun kucing mengalami perubahan hormon yang drastis. Perilaku mereka dapat berubah menjadi lebih agresif. Biasanya kucing akan jadi lebih sensitif, sering mengeong, pipis untuk menandai wilayah, hobi keluyuran, dan ada yang jadi hobi tawuran, eh?! 

Kebiri dapat menghilangkan rasa tidak nyaman dan perilaku yang timbul akibat dorongan hormonal tersebut karena organ penghasil hormon tersebut diangkat.

2. Khususnya bagi pemilik kucing: Untuk mencegah kucing peliharaan kita menghamili kucing orang atau dihamili kucing lain.

Kucing sering keluyuran saat estrus. Saat pulang bisa saja dia membawa kejutan untuk sang pemilik, hamil tanpa persetujuan pemilik.

Bisa bayangkan perasaan pemilik?

Kehamilan yang tidak diinginkan ini bisa berujung pada 12 anak kucing dalam sebuah kardus di pinggir jalan, dengan kata lain telantar.

Bisa jadi pemilik kucing tidak memiliki kekuatan finansial atau energi yang cukup untuk menambah peliharaan. Bisa juga pemilik yang tidak begitu senang mendapatkan anak kucing berdarah campuran.

Di sisi lain, yang kucingnya menghamili kucing orang atau kucing liar... sudah pasti tidak bertanggung jawab, ya kan?

3. Tidak memperburuk keadaan

Dengan mengendalikan populasi hewan liar, kita bisa mencegah penyebaran penyakit-penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia (zoonotik), contohnya cacingan, scabies, dan rabies.

Selain itu, dengan mengebiri hewan peliharaan dan hewan liar kita tidak memperburuk keadaan. Karena setidaknya kita tidak menambah jumlah "korban"-anjing dan kucing yang hidup dengan tidak layak dan menyedihkan.

***

Semoga setelah membaca artikel ini, pertanyaan yang muncul sebelum bisa berubah menjadi "Kebiri untuk kebaikan bersama, kenapa tidak?"

Salam hangat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun