Mohon tunggu...
Melina
Melina Mohon Tunggu... Lainnya - Teknisi Pangan

Menulis untuk sharing, karena sharing is caring.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kebiasaanmu Mengandalkan Obat Sakit Maag Mungkin Harus Diubah

26 Mei 2022   07:27 Diperbarui: 17 Juni 2022   02:09 1898
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi penyakit maag. Sumber Emily Frost via Kompas.com

Sakit maag atau asam lambung[1] merupakan gangguan pencernaan akibat iritasi pada dinding lambung oleh asam lambung (HCl). Sakit maag yang cukup parah dapat menyebabkan asam lambung naik hingga ke kerongkongan (GERD atau Gastroesophageal Reflux Disease). Gejalanya sakit perut, mual, mau muntah, atau diare. Cukup mengganggu aktivitas dan mempengaruhi kualitas hidup.

Menurut Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus),Dr. apt. Muslimah, S.Si, MM, dilansir dari Suara Merdeka, diperkirakan 4 juta penduduk Indonesia mengidap penyakit GERD. Keluarga kami adalah salah satunya. 

Obat sakit maag sudah menjadi obat yang wajib dimiliki di rumah kami. Sewaktu saya masih kecil, kami menyimpan obat maag cair. Tapi sekarang kami hanya menyimpan obat maag tablet/kaplet saja karena lebih praktis. Kalau obat maag cair, bila sudah dibuka harus disimpan di lemari es dan tidak tahan lama.

Kenali Obat Sakit Maag

Obat sakit maag sendiri memiliki jenis yang beragam: antasida, obat antagonis H2, Proton Pump Inhibitor (PPIs), sukralfat, bismuth subsalicylate, dan bahkan antibiotik[2]. Diantara sekian banyak, kami biasanya menggunakan obat maag golongan antasida. Sesekali kami akan meminum obat golongan bismuth subsalicylate (obat diare), jika gejala diare yang kami alami cukup parah. Baik antasida dan bismuth subsalicylate ini dapat dibeli di apotek tanpa memerlukan resep dokter.

Contoh obat sakit maag antasida. Sumber: via Shopee.
Contoh obat sakit maag antasida. Sumber: via Shopee.

Antasida adalah obat sakit maag yang bekerja dengan cara menetralkan asam lambung dan menghentikan kerja pepsin (enzim yang memecah protein) di lambung. Antasida terbuat dari campuran garam kalsium, magnesium, dan aluminium, dimana garam kalsium dan magnesium, bersifat basa, dan garam aluminium akan menghambat kerja pepsin[3].

Efek samping terlalu sering mengonsumsi antasida

Pembelian tanpa memerlukan resep dokter, bukan berarti kita bisa mengonsumsi obat dengan sembarangan. Biasakan diri kita untuk mengikuti petunjuk yang tertera di kemasam sebelum mengonsumsi obat!

Bagi anak-anak dan ibu hamil

Ternyata antasida tidak dianjurkan untuk dikonsumsi oleh anak-anak di bawah 12 tahun. Konsumsi antasida pada umur 6-12 tahun, sebaiknya dilakukan dalam pengawasan dokter. Sebab antasida diketahui dapat menghambat penyerapan dengan zat besi dan menyebabkan anemia[4]. Pada bayi dan balita, antasida dapat menyebabkan gangguan patah tulang. Oleh karena itu, sebaiknya kita menghindari konsumsi antasida sejak dini[5]. Padahal dulu saya kecil, saya sering sekali mengalami sakit maag hingga harus minum antasida. 

Ibu Hamil. Sumber: via Kompas.com
Ibu Hamil. Sumber: via Kompas.com

Selain itu, ibu hamil dan ibu menyusui juga tidak dianjurkan untuk mengonsumsi antasida di luar anjuran dokter. Meskipun kandungan garam kalsium, magnesium, dan aluminiumnya aman untuk dikonsumsi. Antasida tidak dianjurkan untuk dikonsumsi pada trimester ketiga, karena magnesium dapat mengganggu kontraksi uterus[6]. Bila dikonsumsi berlebihan, dikhawatirkan kalsium dalam obat ini dapat diteruskan ke plasenta. Perihal apakah antasida dapat diteruskan ke bayi melalui asi, masih belum diteliti lebih jauh. Namun, antasida diduga dapat mempengaruhi komposisi asi.

Secara umum

Pengawasan klinis terhadap konsumsi obat sakit maag antasida memang tidak diperlukan. Bila dikonsumsi jangka panjang, antasida dapat menimbulkan efek samping ringan seperti konstipasi, diare, perut kembung, kram perut, mual dan muntah.

Akan tetapi, kalian sebaiknya berpikir beberapa kali sebelum memutuskan untuk mempercayakan kesehatan lambung kalian pada obat sakit maag antasida.

Cara kerja antasida yang menetralkan asam lambung ini, sebenarnya telah menonaktifkan sistem keamanan tubuh kita di bagian lambung, yaitu asam lambung, demi mengurangi rasa sakit. 

Bila diibaratkan, asam lambung ini seperti satpam yang mencegah para maling untuk masuk ke dalam rumah kita. Siapakah para maling tersebut? Mereka adalah bakteri patogen Helicobacter pylori yang berniat untuk menetap di lambung kita dan mencuri nutrisi dari tubuh kita. 

Infeksi Helicobacter pylori. Sumber: via news.unair.ac.id
Infeksi Helicobacter pylori. Sumber: via news.unair.ac.id

Bakteri patogen ini sebenarnya akan mati pada pH lambung yang asam (pH 1-2), tapi si 'pilori' ini sangat suka dengan pH netral (pH 6,7-7) yang diciptakan antasida. Setelah 'pilori' berhasil menetap di lambung, bakteri ini akan menghasilkan senyawa urease yang bersifat basa untuk bertahan hidup di lambung yang kondisinya sangat asam tersebut[7].

Bayangkan kalau dalam sehari kita mengonsumsi obat sakit maag 4 kali, berarti kita memberikan bakteri patogen 4 kali kesempatan untuk menyerang tubuh kita. Dan bila kita lakukan terus menerus selama 2 minggu, betapa tubuh kita menjadi lebih rentan terhadap serangan Helicobacter pylori.

Infeksi 'pilori' tidak menimbulkan gejala khusus. Gejala tersebut baru akan muncul, setelah adanya luka atau tukak pada lambung atau usus[8].

Maka dari itu, walaupun antasida telah berkali-kali menjadi penyelamat keluarga kami, saya selalu berusaha sebisa mungkin untuk menghindari ketergantungan konsumsi obat maag antasida ini.

Sakit Maag. Sumber: via Kompas.com
Sakit Maag. Sumber: via Kompas.com

Beberapa hal yang saya lakukan untuk mencegah sakit maag kambuh adalah sebagai berikut:

  1. Selalu memastikan makan pada jam yang teratur dan porsi yang teratur. Kalau biasanya sarapan, jangan sampai terlambat, tubuh kita punya jam. Kalau sampai terlewat, akibatnya lambung bekerja dalam kondisi kosong dan melukai dinding lambung sendiri. 
  2. Selalu membawa bekal yang cukup dan makanan cadangan, entah itu biskuit atau roti. Saya selalu mencadangkan makanan untuk kejadian yang tak terduga. Aktivitas yang padat terkadang membuat saya jadi lebih cepat lapar.
  3. Menghindari makanan yang berlemak, asam, pedas, dan berbumbu tajam saat perut kosong. Misalnya mi instan, kacang, kopi, dan snack chiki.
  4. Menyempatkan break sejenak untuk mengganjal perut, bila merasa sakit maag mau kambuh. 

Dengan 4 langkah ini, sekarang sakit maag saya sudah tidak kambuh lagi. Padahal dulu, kalau sakit maag sampai harus izin karena lemas habis muntah-muntah. Mungkin juga karena seiring bertambahnya usia, sekresi asam lambung semakin menurun. 

Yang jelas mencegah itu lebih baik daripada mengobati.

***

Sumber: [1], [2], [3], [4], [5], [6], [7], [8], [9], [10], [11], [12] 

Baca juga artikel:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun