Perjalanan dakwah Islam telah mengalami perubahan besar dari masa Rasulullah SAW hingga era digital saat ini. Di masa awal kenabian, dakwah dilakukan secara langsung melalui ucapan dan perilaku Nabi sebagai contoh nyata. Awalnya disampaikan secara tersembunyi, kemudian terbuka kepada masyarakat luas seiring bertambahnya pengikut dan kekuatan umat Islam. Pada tahap ini, pendekatan personal dan moral menjadi metode utama dalam menyampaikan ajaran.
Saat Islam berkembang ke wilayah yang lebih luas, dakwah mulai memanfaatkan sarana yang lebih variatif seperti mimbar, majelis keilmuan, dan tulisan. Para ulama, saudagar, serta tokoh-tokoh tasawuf turut menyebarkan ajaran Islam melalui aktivitas sosial dan ekonomi, termasuk dalam dunia pendidikan dan perdagangan.
Masuk ke masa modern, teknologi turut mewarnai metode dakwah. Media seperti radio, televisi, dan penerbitan buku menjadi alat penting dalam penyebaran pesan keagamaan secara massal. Kini, di era digital, dakwah semakin dinamis. Internet, media sosial, video daring, dan platform digital lain menjadi sarana yang sangat efektif untuk menjangkau masyarakat global.
Meski demikian, perkembangan ini juga membawa tantangan baru. Banyaknya konten keagamaan yang beredar secara bebas tidak semuanya bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Oleh karena itu, pendakwah masa kini perlu memiliki pemahaman agama yang mendalam serta kemampuan mengelola media digital secara bijak agar pesan Islam tersampaikan dengan benar dan membawa manfaat.
Kesimpulannya, dakwah Islam terus berkembang seiring perubahan zaman. Dari metode lisan Nabi hingga penggunaan media modern, tujuan utamanya tetap tidak berubah: menyebarkan kebaikan dan menanamkan nilai-nilai Islam yang penuh kasih dan kedamaian bagi seluruh umat manusia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI