Mohon tunggu...
Meliana Chasanah
Meliana Chasanah Mohon Tunggu... Penulis - Islamic Writer

Far Eastern Muslimah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

The Guardian Lion

25 November 2021   22:10 Diperbarui: 25 November 2021   22:12 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Dan kau berani datang ke sini dengan wujud manusiamu, Aslan? Apa kekuatan yang kau miliki telah lenyap?” ungkap Diesel seolah merendahkan Aslan.

“Aku tidak membutuhkannya saat ini. Karena aku datang hanya berniat mengembalikan ini kepada tuannya,” tangannya yang keluar dari balik jubah hitam, mengulurkan sebuah kalung dengan liontin batu merah delima. Di tengahnya bertuliskan huruf ‘V’, inisial yang mewakili pemilik kalung tersebut.

Kalung yang dikembalikan oleh Aslan merupakan milik Vlad Dracula. Tidak semua pengikutnya mendapatkan hal serupa dengan Aslan. Hanya orang-orang pilihan yang berhak mendapatkannya. Bahkan Diesel pun tidak mendapatkannya. Padahal mereka berdua sama-sama pengikut Vlad Dracula.

Aslan mengembalikan kalung itu karena dia bukan lagi bagian dari kelompok gelap Vlad Dracula. Dia memilih mengabdi pada Ottoman Empire yang dikuasai oleh Sultan Mehmed II (Muhammad Al-Fatih).

Melihat perubahan pada diri Aslan, Diesel menyadari sesuatu, pakaian yang digunakan Aslan memang mirip dengan para petinggi Ottoman.

Diesel mengencangkan otot di wajahnya. Hatinya bergemuruh melihat apa yang dilakukan oleh Aslan. Pantas saja, sedari tadi Diesel merasa ada yang aneh. Kecurigaannya tak salah lagi, Aslan telah berkhianat.

“Inikah caramu membalas budi Tuan Vlad? Tak akan kubiarkan pergi dari sini dalam keadan hidup,” gertaknya.

“Sekalipun kau membunuhku, aku tak akan merubah keyakinanku. Persetanan dengan kalian sudah membutakan pikiran dan hatiku selama ini. Sebelum aku menyesalinya nanti, lebih baik aku menyesal sekarang,” ujar Aslan.

“Pengkhianat sepertimu memang pantas mati!”

“Aku tahu, sedari tadi anak buahmu mengikutiku. Percuma kalian bersembunyi, bukankah malam ini merupakan malam yang kalian nantikan, serigala lapar?” Aslan menantang balik para serigala itu.

Satu per satu, mereka keluar dari persembunyiannya. Matanya bukan lagi berwarna kuning selayaknya Diesel, tetapi berubah warna menjadi merah karena amarah yang tak dapat dibendung lagi. Ingin segara mereka terkam jasad Aslan yang masih berdiri di tempatnya. Tubuh mereka besar-besar dan raut wajah penuh kesombongan, disertai lolongan panjang yang saling bersahutan satu sama lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun