Saya memastikan diri saya untuk berlaku sebagai guru yang baik, yang mampu menjadi teladan para siswa dalam hal kedisiplinan, kepedulian, kasih sayang, dan pengetahuan.Â
Hal yang berbeda tidak saya dapatkan saat mengajar di sekolah negeri. Miris sekali melihat pendidikan di sebuah sekolah negeri.Â
Para PNS dengan sekehendaknya sendiri masuk kelas tanpa melihat jadwal masuk. Kesan ponggah terhadap guru honorer pun tampak jelas dalam kesehariannya.
Keadaan seperti itu sering menjadi buah bibir para guru honorer. Namun, semua hanya sebatas keluhan. Mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Jika berkata yang jujur, pasti akan disalahkan. Diam lebih baik daripada mengemukan pendapat. Padahal, dengan bertukar pikiran sebuah solusi terhadap permasalahan di sekolah tersebut sangat mungkin untuk diatasi.
Kadang mereka hanya mengeluh dengan sesama honorer. Mereka takut bila keluhan itu sampai pada orang yang tidak tepat, maka posisi mereka bisa saja terancam. Bisa saja ini akan berhubungan dengan uang gaji yang akan mereka dapatkan.
Takut tidak akan 'dipakai' atau 'dibuang' dari sekolah adalah momok tersendiri bagi para guru honorer. Padahal pada kenyataannya tidak banyak orang yang sanggup menjadi guru honorer yang baik di sekolah dengan gaji seadanya itu. Kepala sekolah pun tidak akan mudah mencari penggantinya.
Apakah PPPK Menjadi Solusi?
Dikutip dari laman mediapakuan.pikiran-rakyat.com, seleksi PPPK 2021 ini membuka satu juta formasi guru, karena di Indonesia ini masih kekurangan guru. Selain itu, juga bisa mensejahterakan guru-guru honorer di berbagai daerah, termasuk pelosok.
PPPK seakan menjadi titik terang atas jawaban para guru honorer. Meskipun dikontrak selama 5 tahun dan bisa diperpanjang saat dibutuhkan, menjadi PPPK membuat para guru honorer tersenyum. Ada sedikit peningkatan gaji. Dari yang tadinya hanya 500 ribu sampai 1 juta per bulan, menjadi setara dengan PNS sesuai dengan golongannya.
Para guru honorer yang telah menjadi PPPK setidaknya bersyukur bahwa dengan tanggung jawab atau kewajiban yang sama, mereka bisa mendapatkan hak yang lebih baik.Â