Peningkatan konsumsi daging sapi di Indonesia seiring pertumbuhan jumlah penduduk, urbanisasi, dan kesadaran masyarakat terhadap konsumsi protein hewani. Daging sapi merupakan salah satu komoditas strategis dalam pemenuhan gizi masyarakat, namun pasokan dalam negeri belum mencukupi kebutuhan nasional. Ketidakseimbangan antara jumlah produksi dan konsumsi masyarakat dapat menyebabkan naiknya ketergantungan terhadap impor serta menimbulkan tantangan pada pengendalian mutu serta jaminan halalan thayyiban produk daging sapi yang beredar di pasaran. Mengingat bahwa negara ini berpenduduk mayoritas muslim, sehingga masyarakat membutuhkan jaminan daging tidak hanya halal, namun juga thayyib, sehat, berkualitas, dan aman dikonsumsi.
Dalam ajaran Islam, konsep halalan thayyiban menuntut agar makanan tidak hanya halal menurut syariat, tetapi juga thayyib, yaitu baik dari segi mutu, kebersihan, dan keamanan. Prinsip ini sangat penting terutama dalam konsumsi daging, guna memastikan produk yang dikonsumsi tidak hanya sesuai dengan hukum agama, tetapi juga aman secara kesehatan. Permintaan terhadap daging sapi di Kota Malang terus meningkat seiring kebutuhan rumah tangga, perkembangan kuliner, dan industri pangan. Faktor-faktor seperti pendapatan masyarakat, harga, serta selera konsumen turut memengaruhi permintaan tersebut. Hal ini mendorong perlunya jaminan bahwa daging yang beredar memenuhi standar halalan thayyiban. Untuk itu, penerapan manajemen rantai pasok yang efektif sangat dibutuhkan, terutama dalam aspek ketelusuran (traceability) guna memastikan setiap proses, mulai dari produksi hingga distribusi, berjalan sesuai prinsip halal dan berkualitas, serta meningkatkan kepercayaan konsumen.
Traceability menjadi komponen kunci dalam sistem rantai pasok, karena memungkinkan pemantauan secara transparan dari hulu ke hilir, mulai dari peternak hingga konsumen akhir. Sistem ini membantu memastikan bahwa produk yang sampai ke tangan konsumen telah memenuhi standar halal dan kualitas sesuai syariat dan standar kesehatan. Namun, pelaksanaannya menghadapi tantangan, terutama dalam menjaga transparansi dan akuntabilitas di seluruh proses rantai pasok yang melibatkan banyak pihak, seperti peternak, rumah potong, distributor, hingga pedagang. Kurangnya koordinasi dapat mengancam keaslian dan integritas produk halal. Dengan sistem traceability yang baik, konsumen akan merasa lebih yakin terhadap kehalalan produk, sehingga berdampak positif terhadap kepuasan dan loyalitas mereka. Sistem ini juga dapat menjadi solusi untuk memperkuat pengawasan dan kualitas dalam rantai pasok daging sapi halalan thayyiban secara menyeluruh.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI