Mohon tunggu...
Tonnly Mejuah Juah
Tonnly Mejuah Juah Mohon Tunggu... karyawan swasta -

AAL IZZ WELL

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Musim Hujan : Musim Kawin

2 Oktober 2010   02:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:47 1335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_275026" align="alignleft" width="300" caption="illustrasi google.com"][/caption]

Wah salut memang dengan cuaca yang tak bisa diprediksi saat ini. Kadang hujan kadang kemarau padahal berdasarkan kebiasaan maka bulan sekarang ini identik dengan kering kerontangnya tapi ternyata tidak, semuanya menjadi terbalik.

Layaknya manusia yang lain saya juga agak tidak senang dengan keadaan yang seperti ini. Sudah kebiasaan kita bukan mengkritisi apa yang ada disekeliling kita, hujan tak senang, kemarau juga tak senang, susah memang tak ada yang pas dan klop dihati. Tapi namanya hidup itu tak bisa semau kita tentunya, egois. Baik untuk kita belum tentu baik untuk orang lain dan mahluk lainya dan buruk untuk kita belum tentu buruk untuk orang lain dan mahluk lainya, mungkin inilah keadilan Tuhan pada seluruh ciptaanya.

Berbicara tentang musim hujan ada satu hal yang menarik untuk dibahas disini, selain genteng rumah saya yang selalu bocor bila hujan datang. Hal menarik apa itu???

Karena musim hujan ini. Saya pribadi merasa terganggu dengan suara-suara kegirangan yang hadir dibelakang rumah saya. Suara apa itu? Yah itu adalah suara sang katak jantan yang berbalas-balasan yang memanggil betinanya untuk kawin. Kebetulan sekali dibelakang rumah saya ada sebuah selokan tanah. Nah karena musim hujan ini banyak sekali air bermuara disini, hingga ikan ikan sudah bermuara disana ketika air sedang pasang. akibatnya selokan ini tak pernah kering selama tiga bulan karena air hujan yang terus tumpah ruah dari langit.

Kembali lagi ketopik kita tentang katak, nah berdasarkan info yang saya dapatkan dari google, bahwa katak ini tergolong dalam binatang amphibi, yang sering sekali digunakan oleh anak-anak sebagai objek mainanya. Nah katak itu memiliki kulit yang berbintik bintik yang terkadang membuat kita jijik akanya walaupun ia tergolong hewan yang tak berbisa. Untuk berpindah tempat maka ia akan menggunakan kakinya yang membengkok untuk melompat. Katak ini juga tergolong dalam binatang yang berdarah dingin, makanya bila didaerah yang bersuhu dingin maka eksistensi katak ini agak sulit ditemukan hal ini diakibatkan karna kebutuhanya akan panas.

Musim hujan merupakan peluang terbaik bagi para katak untuk kawin, mungkin karena kesenanganya pada air. Dimusim hujan inilah kebanyakan katak mengeluarkan suara yang agak kuat. Suara ini dikeluarkan oleh sang jantan. Mungkin ini dilakukan untuk memanggil sang betina. Semakin kencang suaranya berarti semakin kuat posisinya dalam habitat mereka dan mungkin yang seperti inilah yang didambakan oleh para betina. Saya kira penomena ini sama saja seperti ayam, bila sang ayam jantan lebih kuat dalam berkokok maka itu pertanda bahwa ia lebih kuat daripada yang lain.

Dalam proses perkawinan ini maka si pejantan tangguh akan naik kepunggung sang betina sambil berenang di air. Pada akhirnya sang jantan akan melepaskan spermanya ke air setelah sang betina mengeluarkan telur-telurnya dari dalam tubuhnya. Secara bersamaan pula telur akan bertemu dengan sperma jantan yang nantinya akan menjadi seekor berudu dan menjadi katak. Dengan kata lain musim hujan bagi katak adalah musim untuk memperbanyak habitat, musim bahagia tapi bagi sebagian manusia musim hujan adalah musim pembawa derita. Bukan berarti juga bahwa katak menari-nari dibawah penderitaan manusia ya….he.

Semoga tulisan ini memberikan anda sesuatu. Tulisan ini terinspirasi dari nyanyian para kodok dibelakang rumah dimusim hujan. Kokk…ngkookk/..ngkkoookk

Salam,,

Google.com

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun