Mohon tunggu...
Meita Eryanti
Meita Eryanti Mohon Tunggu... Freelancer - Penjual buku di IG @bukumee

Apoteker yang beralih pekerjaan menjadi penjual buku. Suka membicarakan tentang buku-buku, obat-obatan, dan kadang-kadang suka bergosip.

Selanjutnya

Tutup

Metaverse Artikel Utama

Sisi Baik "Video Games", Belajar dalam Kontrol Diri

14 Agustus 2019   17:49 Diperbarui: 31 Oktober 2019   16:25 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi games| sumber: pxhere.com

Gini ya, segala hal di dunia ini tidak ada yang absolut. Absolut jelek atau absolut baik. Kita harus memahami lebih dalam ketika kita berbicara efek sesuatu. Video games misalnya.

Aku nggak memungkiri bahwa video games membuat orang menjadi malas bergerak dan membuat orang terus terduduk di depan layar. Namun harus diketahui, buku pun membuat orang malas bergerak lho. Tanyakan saja pada para pecandu novel. Mereka bisa seharian membaca buku bahkan sampai tidak mandi dan tidak tidur.

Kesimpulannya, segala hal yang berlebihan itu tidak baik.

Membaca buku kan memperkaya wawasan. Kalau video games bagaimana?

Tentu saja ada manfaatnya juga. Aku akan mencoba merangkum 2 'kebaikan' video games yang aku dapat dari beberapa sumber.

  • Video games membuat kita berfikir

Jangan bayangkan video games jaman sekarang itu permainan sederhana untuk kita menghabiskan waktu seperti Snake di ponsel Nokia 3315. Permainan jaman sekarang sangat kompleks, menantang, dan membutuhkan kreatifitas. Makanya, beberapa video games menjual guidebook permainannya. Permainan sekarang memang dirancang dengan serius.

Sebenarnya, permainan lama seperti tetris itu juga baik lho. Permainan seperti puzzle dapat membantu orang untuk belajar dan mempertajam kreatifitas. Di San Fransisco, dilakukan sebuah penelitian terhadap sekelompok orang berusia 60 sampai 85 tahun. Mereka direkam EEG otaknya lalu disuruh bermain games 1 jam setiap hari. Di hari ke 31, otak mereka direkam lagi EEGnya. Yang menarik, terjadi perbaikan yang berarti di otak mereka. Secara kasat mata, mereka jadi mudah mengingat, dan mampu untuk fokus, dan bisa melakukan banyak hal dalam satu waktu.

  • Anak-anak yang bermain video games memiliki perilaku yang menyenangkan

Bermain games tidak lantas membuat anak-anak menjadi egois dan tidak peduli pada sekitarnya, kok. Sebuah penelitian bahkan membuktikan bahwa anak-anak yang diperbolehkan bermain games oleh orangtuanya memiliki empati yang lebih baik dan terlihat lebih bergembira daripada yang tidak diperbolehkan bermain games. Catatan untuk poin ini adalah mereka bermain tidak lebih dari 2 jam dalam seharinya.

Kalau anak-anak bermain video games lebih dari 3 jam, mereka akan memiliki masalah penglihatan, fokus, dan tidak bahagia dengan hidupnya. Seperti tanda-tanda orang yang kecanduan. Ya, sekali lagi. Segala hal yang berlebihan itu tidak baik.

Di luar dari semua itu, peran orangtua yang paling ditantang oleh video games: akan menjadi seperti apa anak-anak yang bermain video games ini? Apakah menjadi anak yang terhipnotis oleh video games atau menjadi anak yang dapat mengontrol diri dari permainannya dan belajar banyak dari sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Metaverse Selengkapnya
Lihat Metaverse Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun