Mohon tunggu...
Meita Eryanti
Meita Eryanti Mohon Tunggu... Freelancer - Penjual buku di IG @bukumee

Apoteker yang beralih pekerjaan menjadi penjual buku. Suka membicarakan tentang buku-buku, obat-obatan, dan kadang-kadang suka bergosip.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Jalan Panjang untuk Menulis dengan Bayaran

3 November 2017   16:53 Diperbarui: 3 November 2017   16:58 857
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Suatu ketika, saat sedang bermain ke Sukabumi mengunjungi teman-teman, seseorang menanyai kegiatanku. Saat itu aku belum menikah dan masih sibuk kesana kemari.

"Nulis-nulis aja sama jualan cokelat," jawabku.

"Wah enak ya kerjaan gak terikat gitu. Bisa jalan-jalan terus," komentarnya.

"Menurutmu, kalau jalan-jalan terus aku bisa dapet duit gak?" tanyaku.

"Enggak ya?" jawabnya dengan tidak yakin.

"Ya kerja kayak gini ini butuh kemampuan ekstra buat mengelola diri dan disiplin. Kalo enggak ya gak dapet apa-apa," kataku menjelaskan.


"Eh trus, gimana sih biar bisa dapet bayaran dari nulis? Kan asyik banget tuh bisa nulis trus dibayar," tanya temanku lagi.

"Pertama menulis secara gratis dulu," jawabku.

"Yah, kalo itu mah..." katanya. "Pinginnya kayak kamu Teh, bisa nulis trus dibayar. Ya kalo pake nulis gratis dulu, berapa lama sampe aku bisa dapet bayar?" tanyanya.

Aku memilih untuk membicarakan topik yang lain.

***

Lain waktu, aku sebagai seorang pengelola situs gerakan literasi di Jawa Barat meminta seorang aktivis literasi menuliskan kegiatannya untuk diunggah ke situs tersebut. Orang tersebut lantas menjawab, "Nulis buat apa, sih? Lomba, yah? Hadiahnya apa?"

Aku menjawab bahwa ini bukan lomba. Aku memintanya menulis untuk berbagi dengan pembaca situs yang aku kelola. Selanjutnya, tidak ada jawaban lagi darinya.

Aku hanya menghembuskan nafas.

***

"... Belakangan, saya juga menemukan orang-orang yang ingin hidup dari menulis, tapi mereka enggan menulis gratis. Ini hak mereka dan memang selayaknya penulis dihargai sebagai seorang intelektual yang ketika bekerja perlu berfikir dahulu. Namun jika kemudian Anda merasa harus selalu dibayar untuk tulisan yang Anda bikin tanpa ada upaya memberi dahulu, saya agak keberatan dengan pola pikir demikian." Arman Dhani dalam buku "Dari Twitwar ke Twitwar".

Kata-kata Arman Dhani ini yang aku pegang dalam bab tulis-menulis. Untuk mendapatkan penghargaan, kita harus belajar berbagi. Boleh saja orang menuliskan sesuatu hanya jika ada bayaran. Namun sebenarnya, tulisan yang dibagikan secara gratis itu adalah cara untuk kita memperkenalkan diri.

Awalnya aku tidak punya energi untuk menulis. Menulis itu butuh berfikir dan aku kadang malas untuk berfikir. Namun aku suka sekali membaca. Novel, kumpulan cerpen, majalah, berita-berita olahraga dari luar lapangan, cerita sejarah, dan banyak lainnya. Kemudian aku melihat ada platform Multiply (sudah tamat riwayatnya) yang menyediakan tempat untuk menuliskan buku yang aku baca. Beberapa buku yang sangat menarik bagiku dan aku ingin orang lain membacanya juga, aku tuliskan disana. Karena pada dasarnya itu adalah platform blog, maka sesekali aku numpang curhat disana.

Ketika Multiply kukutan, akupun pindah menulis di tumblr. Blog di tumblr tersebut aku isi dengan cerita tentang buku yang aku baca dan cerita perjalanan di akhir pekan. Kemudian aku berkenalan dengan platform kompasiana.

Platform kompasiana menawarkan banyak hal. Label highlight dan headline untuk artikel pilihan yang bisa tampil di halaman depan dan pembaca yang banyak. Kadang, ada juga lomba menulis berhadiahnya. Aku mulai menulis di Kompasiana pada tahun 2014 (kalau tidak salah) dan tahun 2016 aku ditawari oleh kompasiana untuk mengisi kolom di thr.kompasiana.com dengan iming-iming mendapat ucapan terimakasih yang bukan sekedar email.

Dari situ, banyak yang memintaku untuk menulis di media mereka. Kebanyakan memberi hadiah berupa buku tapi ada juga yang memberi hadiah berupa tambahan rupiah di rekening. Aku tidak masalah diberi hadiah buku karena aku juga hobi mengoleksi buku. Bukan gitu juga sih, tapi istilahnya cerita ditukar dengan cerita.

Tahun 2017 ini, ada 2 media online yang memintaku untuk menulis di platform mereka dengan bayaran sesuai dengan ketentuan. Aku tentu saja menerimanya dengan senang hati dan kujalani sampai sekarang.

Intinya sih, kita hidup bukan di dunia The Sims, yang apa kita mau bisa serta merta terjadi. Ngucap mau jadi penulis trus tiba-tiba dapet bayaran mahal. Ya semua ada prosesnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun