Mohon tunggu...
Meita Eryanti
Meita Eryanti Mohon Tunggu... Freelancer - Penjual buku di IG @bukumee

Apoteker yang beralih pekerjaan menjadi penjual buku. Suka membicarakan tentang buku-buku, obat-obatan, dan kadang-kadang suka bergosip.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pahala Sembahyang dan Dosa Tidak Menjaga Bebrayan Sosial

15 Maret 2016   06:06 Diperbarui: 15 Maret 2016   06:43 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Lalu karena masih penasaran dengan bentakan Tuhan, Haji Saleh lalu bertanya pada malaikat apakah dia salah karena sembahyang?

Malaikat menjawab, “Kesalahan engkau, karena engkau terlalu mementingkan dirimu sendiri. Kau takut masuk neraka, karena itu kau taat sembahyang. Tapi engkau melupakan kehidupan kaummu sendiri, melupakan kehidupan anak istrimu sendiri, sehingga mereka itu kucar-kacir selamanya. Inilah kesalahanmu yang terbesar, terlalu egoistis. Padahal engkau di dunia berkaum, bersaudara semuanya, tapi engkau tak mempedulikan mereka sedikit pun.”

Aku lalu bercerita pada ayahku tentang ini. Kenapa seorang ustad malah bisa bertindak seperti itu.

“Denger ya Meta, gak semua orang itu sama.” Kata Ayahku pada akhirnya. “Navis dan Cak Nun itu mereka adalah budayawan. Dibanding ibadah-ibadah ritual, mereka lebih mengedepankan interaksi sosial. Dan yang kamu harus tau, orang yang bisa menerima pemikiran mereka itu orang-orang yang moderat. Kayak kamu. Kalo orang kayak ustad Itu gitu gak bisa terima mereka. Mereka dicap sesat sama orang itu.”

Aku lalu membayangkan Ustad Itu, seorang ustad yang menurutku kolot di daerah tempat tinggal ayahku. Semua hal serba bid’ah di mata ustad itu. Dan semua hal yang kulakukan adalah salah juga di hadapannya. Ustad itu, jarang sekali bersosialisasi dengan tetangganya sehingga tak jarang menjadi bahan gunjingan.

Sebetulnya, pada akhirnya, kita sendiri yang menentukan. Apa yang akan kita lakukan di dunia. Apakah mau menyaingi malaikat dengan hanya bersembahyang saja ataukah melakukan sesuatu yang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun