Mohon tunggu...
Meisya Zahida
Meisya Zahida Mohon Tunggu... Wiraswasta - Perempuan penunggu hujan

Sejatinya hidup adalah perjuangan yang tak sudah-sudah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ketika Bintang-bintang Itu Jatuh

1 April 2020   17:25 Diperbarui: 1 April 2020   17:24 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tuhan, aku tuliskan kabar duka padaMu
tapi hari ini aku tak punya tinta berwarna
semua telah tersesap karena air mataku
maka, biarkan katup bibir ini menitip jerit
di kolong langit
kala embun-embun bertasbih untukMu

Tuhan, aku melihat puluhan bintang
semuanya jatuh di pundak
aku kegirangan, sebab angin pernah berkabar
itu warta keberuntungan
aku tak ingin takjub sendirian
lalu kukabarkan pada banyak teman

Aku dikepung seperti koruptor
bajuku koyak, kulitku mengelupas
tapi bintang-bintang itu seperti magnet
Ia begitu lengket terus berputar di tubuhku
orang-orang datang berduyun
beberapa algojo terbelalak geram
mencemari mukaku dengan nyinyiran

Aku kebingungan, tanganku ditarik kiri kanan
aku melihat di pinggir jalan
anak-anak kecil tersenyum senang
mereka teriak, kalian lucu
sudah tua main dorong-dorongan
aku meraung kesakitan
hanya karena bintang yang Kau jatuhkan
mereka lupa aku darahnya
mereka bicara baju yang kupakai
padahal, itu baju pemberian ibu
yang dibeli dengan hasil keringat
dan dicuci dengan kasih sayang

Tuhan, aku tidak hilang akal
aku juga menggunakan pikiran
kau suruh aku meminta aku pun berdoa
kau ajarkan aku memilih aku tunaikan istikharah
apa ada perbedaan kuli tinta, kuli bangunan
atau kuli negara
yang kutahu, "hanya orang bertakwa" FirmanMu
kemudian, ketika bintang-bintang itu mengiba
di pangkuanku
mereka sodorkan ribuan bintang, ada kejora
ada kemukus, ada korteka
dan lainnya
sekali lagi, Tuhan semua ciptaanMu, bukan?

Maka, jatuhkan bintang yang mampu
menampung segala macam cahaya
Lalu, membuka jalan menuju surgaMu.

Catatan luka, Meisya

Madura, 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun