Mohon tunggu...
Meisya Zahida
Meisya Zahida Mohon Tunggu... Wiraswasta - Perempuan penunggu hujan

Sejatinya hidup adalah perjuangan yang tak sudah-sudah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Semakin Hilang

26 Maret 2020   05:26 Diperbarui: 26 Maret 2020   05:46 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Cahaya itu, kekasih
Telah meredup di ujung mimpi
Bukan lantaran angin
Tapi hujan terlanjur jatuh

Cahaya itu kekasih
Kerlip yang memercik
Saat kata-kata mulai mengunggun
Di atas udara, mencipta bara

Cahaya itu, kekasih
Riap harap yang terbelah
Menjadi molekul-molekul pinta
Subuh kerap mengantar doa
Pada hatimu telah meluka

Cahaya itu, kekasih
Muasal getar dan debar
Selalu kutulis sebagai cinta
Meski tak selalu tinggal
Seperti daun-daun gugur
Tapi semi kerap tumbuh
Dalam syukur

Madura, 26 Maret 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun