Mohon tunggu...
Meisya Maulia
Meisya Maulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa STEI Bina Muda Bandung.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hola 4Days -03.

8 April 2021   09:10 Diperbarui: 21 April 2021   21:59 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tepat pukul 7 pagi Irasal sudah menunggu Mediana di depan hotel Maca. Siluet dirinya yang tinggi kurus dan berambut gondrong langsung dikenali oleh Mediana yang sedang berjalan menuju ke arah nya. 

Pagi ini Mediana berpernampilan cantik seperti yang dikatakan oleh Irasal kemarin. Rambut panjang nya yang tergerai, gaun putih bercorak polkadot hitam, sepatu platshoes merah, serta sling bag coklat yang menggantung di salah satu pundak nya. Membuat Mediana terlihat sangat anggun dan juga cantik hari ini. 

Namun ini bukanlah acara kencan layaknya sepasang kekasih, Mediana hanya berniat membantu Irasal sebagai teman barunya. Mediana juga tidak mengerti dengan maksud Irasal meminta bantuan seperti ini kepadanya, ia berpikir mungkin Irasal memang kesusahan dan benar-benar memerlukan bantuan. 

Untuk pergi ke Albayzin dari Plaza Nueve memerlukan waktu 11 menit menggunakan taxi. Saat taxi mulai melaju Mediana teringat sesuatu, ia tidak melihat buket pesanan yang akan diantarkan hari ini dan ia berpikir apakah Irasal lupa membawa buketnya. Lalu Mediana pun bertanya pada Irasal dan Irasal menjawab "buket nya udah saya bawa di suatu tempat, jadi tenang aja mba med...nanti kalau udah sampe kita langsung ketempat itu". Mediana malah kebingungan mendengar jawaban Irasal, ia mencoba mencerna nya namun tetap saja ia tidak mengerti apa maksud nya. 

Selama perjalanan supir taxi itu terus memandang Mediana melalui kaca spion dengan tatapan aneh. Mediana sadar dengan apa yang dilakukan oleh supir taxi itu, namun Mediana mengacuhkan nya seperti yang ia lakukan kemarin siang saat orang orang menatap nya aneh juga.

Tak terasa perjalanan selama 11 menit sudah berlalu, kini mereka sudah sampai di tempat tujuan yaitu Albayzin. Sebuah Distrik di kota Granada yang memiliki sejarah tentang bangsa moor ini sangat indah dan cantik. Mulai dari rumah-rumah yang saling berhimpitan serta terawat, gang-gang sempit dan berliku yang menjadi ciri khas distrik ini, serta arsitektur khas   muslim dari peninggalan bangasa moor. Jika dilihat dari atas, distrik ini akan terlihat seperti labirin raksasa yang indah. 

Selain itu distrik ini menghadap ke Alhambra yaitu sebuah istana mewah dari peninggalan Kekhalifahan Bani Ummayyah, untuk melihat pemandangan indah ini kita harus pergi ke gerbang Arco de las Pesas yang merupakan benteng pertahanan dari abad 11. Dari gerbang tersebut kita dapat mengikuti jalan Callejon de San Cecilio hingga ke Mirador San Nicols, barulah pemandang Alhambra yang indah akan terlihat. 

Sesampainya disana Irasal langsung membawa Mediana ke gerbang Arco de las pesas, sebuah benteng yang tinggi dan indah.  Mereka menyusuri jalan sejauh 200 m yang menyusuri jalan Callejon San Cecilio, perjalanan dengan berjalan kaki diiringi gelak tawa dari keduanya membuat hari semakin cerah dan indah. 

"mba med ga cape?"
"engga...kita mau kemana sih mas iras?"
"kita mau ke gereja...terus mba med anterin bunga deh"
"mau apa ke gereja?"
"ngambil bunga"
"loh ko bunga nya di gereja sih...oh mas iras punya cabang di deket gereja?"
"engga...eh mba med cepetan yu jalan nya...udah jam mau jam 8 nih...keburu udahan"
"hah? apa yang keburu udahan mas iras?"
 

Lalu Irasal pun berlari meninggalkan Mediana yang kebingungan dan disusul olehnya yang berlari juga menuju gereja Iglesia de San Nicols, yang letak nya tepat di belakang Mirador de San Nicols. 

Sesampainya disana Mediana yang terengah-engah sambil melihat takjub gereja itu yang besar dan cantik, lalu ia melihat ke arah Irasal yang sedang terdiam dan tersenyum ke arah nya.
Mediana bingung kenapa Irasal tak terlihat capai seperti dirinya, pikirnya mungkin Irasal seorang pria yang memiliki stamina lebih kuat darinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun