Mohon tunggu...
meira candra
meira candra Mohon Tunggu... mahasiswa

Hobi saya membaca

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filosofi Tiga Sumber Kebahagiaan dalam Tri Hita Karana

8 September 2025   20:44 Diperbarui: 8 September 2025   20:44 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tri Hita Karana sudah ada sejak masa prasejarah ketika masyarakat Bali percaya dengan roh dan kekuatan alam. Terdapat beberapa tradisi yakni, menghormati gunung, laut, pohon besar, dan sumber air menjadi dasar falsafah Tri Hita Karana ini. Masuknya Hindu pada abad ke-8 mengembangkan konsep-konsep tersebut yang diperlihatkan dalam system Subak, awig-awig di masing-masing desa adat, dan arsitektur tradisional Bali. Istilah Tri Hita Karana pun populer pada tahun 1966 dan kini menjadi dasar pembangunan Bali modern, termasuk pariwisata budaya dan pelestarian lingkungan alam sekitar. Tri Hita Karana bersifat integralistik yang artinya Parhyangan, Pawongan, dan Palemahan harus menyatu agar kehidupan bisa serasi, selaras, dan seimbang. Ketiga aspek tersebut tidak bisa dipisahkan. Jika salah satunya diabaikan maka keharmonisan tidak akan tercapai karena keseimbangan spiritual, sosial, dan ekologis harus dijalankan bersama.

Tri Hita Karana adalah falsafah hidup maysarakat Bali yang mengajarkan pentingnya menjaga keseimbangan hidup. Tri artinya tiga, Hita artinya kebahagiaan, dan karana artinya penyebab. Jadi, Tri Hita Karana artinya tiga penyebab tercapainya kebahagiaan hidup manusia. Tri Hita Karana dibagi menjadi 3, yaitu:

  • Parhyangan adalah hubungan manusia dengan Tuhan.
  • Pawongan adalah hubungan manusia dengan manusia.
  • Palemahan adalah hubungan manusia dengan alam.

Selain diwujudkan dalam kehidupan sosial, filosofi ini juga tercermin dalam diri manusia yang terdiri dari tiga unsur utama:

  • Atman (jiwa/roh) sebagai sumber kehidupan.
  • Prana (energi/nafas) sebagai penggerak kehidupan.
  • Sarira (tubuh/fisik) sebagai wadah kehidupan.

Ketiganya membentuk dasar hubungan suci dalam Tri Hita Karana: hubungan dengan Tuhan (Parahyangan), dengan sesama (Pawongan), dan dengan alam (Palemahan).

Konsep Tri Hita Karana juga tercermin dalam tubuh manusia. Pada Parhyangan terdapat Atman atau roh dalam diri kita yang diwujudkan dalam Tri Kaya Parisudha yakni, berpikir yang baik, berbicara yang baik, dan berperilaku yang baik. Pada Pawongan diwujudkan dengan adanya akal budi, pikiran, dan Panca Indriya yang membuat kita memiliki hubungan harmonis ke sesama. Pada Palemahan diwujudkan dengan lima elemen alam (Panca Mahabhuta) yakni, Apah, Bayu, Teja, Akasa, dan Pertiwi. Dengan demikian, manusia juga disebut dengan Bhuana Alit (alam kecil) yang selalu berhubungan dengan Bhuana Agung (alam semesta). Keharmonisan di masyarakat adalah tujuan utama dari Tri Hita Karana. Kehidupan akan damai jika manusia menjaga keseimbangan dengan Tuhan, sesama, dan lingkungan. Sebaliknya, jika salah satu hubungan rusak maka keharmonisan juga akan terganggu.

Dalam pandangan Tri Hita Karana, kesejahteraan dan kebahagiaan akan saling berikatan. Kesejahteraan mencakup kondisi nyata seperti kesehatan, pendidikan, dan lingkungan yang baik. Sementara kebahagiaan lebih berhubungan dengan batin, muncul ketika seseorang merasa tenang, puas, dan hidup dengan bermakna. Dengan menjaga keseimbangan spiritual, sosial, dan ekologis manusia tidak akan hanya sejahtera tetapi juga akan bahagia secara fisik maupun batin.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun