Mohon tunggu...
Mei Nurul Fitri
Mei Nurul Fitri Mohon Tunggu... Administrasi - Berbagi dan Belajar Bersama

Penulis bekerja sebagai karyawan di perusahaan swasta.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Ragi Roti, Pabrik Obat Super

29 November 2019   18:09 Diperbarui: 29 November 2019   18:31 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penampakan ragi roti dengan mikroskop elektron (Scanning Electron Microscope)

Insulin

Berdasarkan hasil Sample Registration System (SRS) pada tahun 2015 dan 2016, penyakit diabetes menduduki peringkat ketiga penyebab kematian terbesar di Indonesia. Diabetes terjadi saat kandungan glukosa, atau gula darah terlalu tinggi. Gula darah ini didapatkan dari makanan, dan merupakan sumber energi utama tubuh manusia. 

Namun, agar dapat menjadi energi, gula dari makanan harus dapat masuk ke dalam sel tubuh manusia terlebih dahulu dengan dibantu insulin. Secara normal, insulin diproduksi oleh pankreas, tetapi jumlahnya terkadang tidak mencukupi kebutuhan atau insulin yang dihasilkan tidak dapat digunakan dengan efisien. 

Akibatnya, gula tetap berada pada darah dan tidak dapat masuk ke dalam sel. Jika tidak ditangani dengan baik, diabetes dapat menyebabkan gangguan jantung, stroke, gangguan ginjal, masalah penglihatan, kerusakan gigi, dan kerusakan sistem saraf. 

Salah satu penanganan diabetes dilakukan dengan pemberian insulin dari luar (melalui injeksi atau inhalasi). Pada awalnya, insulin diekstrak dari pankreas hewan, terutama sapi dan babi). Namun, ada resiko keterbatasan suplai dibandingkan dengan permintaan yang semakin meningkat. 

Sejak tahun 1978, penelitian dilakukan untuk memproduksi insulin manusia dari bakteri atau ragi dengan bantuan teknologi DNA rekombinan. Pada tahun 1987, perusahaan pembuat insulin, Novo, merilis insulin manusia pertama yang diproduksi dari ragi roti sebagai pengganti insulin dari babi. Insulin tersebut terbukti memberikan efek klinis yang sebanding dengan insulin yang diekstrak dari hewan. 

Vaksin

Meskipun perbaikan sistem higiene terus dilakukan, penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri dan virus masih menjadi masalah yang mengancam hidup manusia. Salah satu cara pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan pemberian vaksin (imunisasi). Vaksin menstimulasi sistem pertahanan tubuh manusia untuk memberikan perlindungan atau kekebalan terhadap infeksi. 

Kementerian Kesehatan merekomendasikan pemberian vaksin Hepatitis B (HB) pada bayi dan anak untuk mencegah penyakit hepatitis B yang dapat menyebabkan kegagalan fungsi hati dan kanker hati. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B (HBV). Vaksin yang diberikan mengandung protein antigen yang disebut HBsAg. Protein ini merupakan bagian dari virus HBV yang dapat memicu tubuh manusia untuk memproduksi antibodi sebagai perlindungan terhadap infeksi. Namun demikian, protein ini tidak menyebabkan penyakit hepatitis. 

Vaksin HB yang dipasarkan pertama kali didapatkan dari plasma darah pasien yang terinfeksi. Pada tahun 1986, dibuat vaksin rekombinan pertama yang dihasilkan dari ragi roti. Vaksin rekombinan dibuat dengan menyisipkan gen penyandi protein pada sel ragi, sehingga sel ragi dapat memproduksi protein tersebut. Karena keamanannya lebih baik, vaksin rekombinan ini digunakan untuk menggantikan vaksin HB yang berasal dari darah. 

Vaksin rekombinan lain yang diproduksi dari ragi roti adalah vaksin terhadap Human Papillomavirus (HPV). Seperti pada vaksin HB, vaksin HPV mengandung protein virus yang menginduksi pembentukan antibodi tanpa menimbulkan penyakit. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun