Mohon tunggu...
Meilanie Fitria
Meilanie Fitria Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar/Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa seni yang tentu saja mencintai dan bergelut dalam dunia seni, apapun yang berhubungan dengan seni saya excited untuk mempelajarinya, di mulai dari bidang seni pertunjukan maupun seni murni.

Selanjutnya

Tutup

Seni

Tarian Tanpa Makna

28 September 2022   15:45 Diperbarui: 28 September 2022   15:53 975
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Gambar Mahasiswa PGSD Unram, 2019)

Tarian yang akan dibahas penulis kali ini adalah tarian dengan judul "Ketam Bulaeng" tarian ini merupakan sebuah tarian yang diciptakan berdasarkan isi lagu "Ketam Bulaeng" yang diciptakan oleh Oby Pamungkas.

Sementara di dalam lagu Ketam Bulaeng" sendiri menceritakan tentang kekaguman kaum Laki-laki terhadap kecantikan yang dimiliki kaum Perempuan sehingga Laki-laki tersebut berharap bisa meminang Perempuan tersebut dan segera hidup berumahtangga bersamanya. 

Melihat dari makna yang diciptakan lagu seharusnya sejalan dengan tarian yang akan diciptakan, namun hal ini sama sekali tidak ditemukan meskipun ada beberapa hal yang masih masuk akal dalam bentuk visual yang ditampilkan dari tarian ini. Tarian juga dipahami sebagai sebuah gerakan yang mengikuti irama musik, gerakan pada seni tari juga tidak asal-asalan karena pada gerakan tari biasanya mengekspresikan atau menyampaikan pesan kepada audiens yang melihatnya (Aprilina, 2014: 2).

Pada gambar di atas penulis mempelajari beberapa hal yang bisa diambil yakni dari jumlah penari dimana terdapat lima penari Perempuan dan satu penari Laki-laki, hal ini sebenarnya tidak menjadi permasalahan, hanya saja ketika menonton video tari ini dari awal hingga akhir, penulis menemukan bahwa komposisi yang dibuat tidak sejalan dengan maksud yang diperkirakan penonton seperti dengan adanya satu Laki-laki akan menggambarkan bahwa banyak gadis cantik yang membuatnya kagum, hal ini masih sejalan dengan makna lagu "Ketam Bulaeng" sendiri, melainkan yang terjadi adalah sebaliknya bahwa Laki-laki tersebut di dalam video justru dari awal sampai akhir video mengikuti gerak dari penari perempuan. 

Pembahasan inilah yang sejak awal ingin ditekankan penulis bahwa tarian yang dibawakan penari terkesan tanpa makna di dalamnya. Selain pada video di atas yang dibawakan jurusan PGSD Universitas Mataram, ada juga beberapa contoh lainnya pada tari "Ketam Bulaeng" yang dibawakan secara asal-asalan.

(Gambar PGSD Pendidikan Seni Tari, 2020)
(Gambar PGSD Pendidikan Seni Tari, 2020)
Video selanjutnya ini berasal dari PGSD dalam pembahasan Pendidikan Seni Tari Universitas Mataram juga mengambil tari "Ketam Bulaeng" untuk dibawakan dalam pegelaran yang dilakukan. Melihat hal ini penulis mendapatkan bahwa jumlah penari adalah empat orang dengan komposisi penari diisi oleh Perempuan semua. 

Dalam video yang berdurasi selama empat menit lebih ini memperlihatkan penari perempuan membawakan tarian "Ketam Bulaeng", tarian ini menjadi kurang dalam penyampaian maknanya karena tidak terdapat sosok penari Laki-laki yang biasa muncul di dalam tarian "Ketam Bulaeng" sebagai pemanis yang penting menyangkut makna dari lagu ini bahwa pihak laki-lakilah yang menjadi tokoh utama dalam mengagumi kecantikan dari kaum perempuan, tontonan ini pun akhirnya berakhir dengan rasa yang dianggap monoton.

Perjalanan dalam penggarapan tari "Ketam Bulaeng" ini sepertinya harus lebih mendalam dan masih panjang agar menemukan makna sebenarnya dari pencipta lagu "Ketam Bulaeng" sendiri. Sehingga penggarap tari bisa masuk ke dalam makna sesungguhnya isi dari lagu "Ketam Bulaeng" yang pada akhirnya akan membuat penonton yang menyaksikan tarian ini juga bisa terbawa hanyut ke dalam cerita lagu tersebut melalui sebuah tarian yang syarat akan makna. Melihat tarian ini sebagai salah satu tarian yang susah dibendung dalam penyebarannya yang sangat pesat di tanah Sumbawa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun