Pendekatan Apik untuk Meneladani Sekaligus Meraih Cinta Rasulullah

Nabi Muhammad adalah kekasihnya Allah SWT. Kemuliaan dan keteladanannya menjadi kompas kehidupan umat manusia khususnya umat muslim diseluruh dunia. Kelahiran Baginda Rasulullah SAW adalah sejarah besar dalam perjalanan Islam di muka bumi.

Sangat wajar bila setiap tanggal 12 Rabi'ul awal banyak ditemukan perayaan, acara dan perlombaan dalam rangka mengingat kembali sosok pahlawan agama, Nabi Muhammad SAW dengan segala keagungan dan kesempurnaannya.

Banyak pendekatan yang dapat dilakukan oleh seseorang dalam meneladani kepribadian Rasulullah SAW dalam kehidupannya. Tentu, apapun pendekatan yang digunakan disesuaikan dengan karunia dan kemampuan yang Allah berikan. Namun bukan berarti kita mudah merasa cukup ketika mampu melakukan suatu Sunnah nabi. 

Lalu, apakah kita boleh memaksakan diri untuk mengikuti Sunnah sementara kondisi kita belum mampu memenuhi syaratnya? masing masing kita mungkin punya jawaban yang berbeda. 

Misalkan saja, salah satu yg dicontohkan Rasulullah adalah puasa Senin dan Kamis. Seseorang yg ingin sekali melakukan amalan ini, ternyata secara medis disarankan untuk tidak berpuasa. 

Bagaimana kira kira jika memaksakan puasa dengan konsekuensi tidak baik untuk kesehatan ? Tentu pendekatan yang seperti ini tentu terbatas bagi beberapa golongan saja. Begitu juga dengan kebaikan lainnya yang dicontohkan Nabi. 

Adanya ladang kebaikan yang sangat luas menjadikan manusia leluasa untuk memilih kebaikan apa yang mampu ia amalkan sesuai dengan teladan yang dicontohkan Rasulullah SAW. 

Tentu saja, setiap orang mengutamakan kebaikan sesuai dengan tingkat pengetahuan mereka, kemampuan, keyakinan serta kemurahan hati untuk meneladani Rasulullah SAW. 

Terkadang sebagian orang belum memahami dengan sempurna semua teladan yang Nabi contohkan. Terkadang sudah mengetahui, tapi karena ego dan bisikan syetan jadinya enggan saja untuk mengamalkan. . 

Maka adakah pendekatan untuk meneladani Rasulullah SAW yang termasuk amalan mudah bagi semua orang tanpa batasan usia, kemampuan materi ataupun strata sosial? 

Menurut saya, Ada satu pendekatan yang sangat ajaib dan ampuh untuk meneladani Rasulullah SAW. pendekatan itu bernama Pendekatan lisan (sholawat). Ya, pendekatan ini bisa dilakukan semua orang selama dia masih mampu berbicara. Sekalipun ada yang tidak mampu berbicara, sholawat juga bisa didengar dan diucapkan dalam hati. Anak-anak, orang dewasa, orang tua pun bisa mengucapkannya. 

Apa kehebatan sholawat sehingga dengan mengucapkannya bisa menjadi pendekatan ampuh untuk meneladani kepribadian Rasulullah SAW? Menurut saya, sholawat itu energi positif yang bekerja secara sadar dan tidak sadar. 

Maksudnya sadar adalah dengan kita banyak bersholawat, Allah akan membalas lebih banyak sholawat kepada kita dan isinya sholawat Allah adalah Rahmt bukan? 

Nah jika sudah menerima RahmatNya Allah, insyaallah perbuatan kita, sikap dan perilaku kita akan lebih baik. Tolak ukurnya tentu kepribadian Rasulullah SAW. 

Jadinya jika tampak satu kebaikan yang berpeluang untuk dilakukan, hati lebih peka dan keinginan untuk melakukan kebaikan tersebut lebih besar. Setidaknya ini saya alami dari sejak mendawamkan sholawat. RASANYA BEDA ketika belum membiasakan sholawat. 

Semakin banyak sholawat yang kita ucapkan, apalagi adab dan bacaannya tulus ikhlas serta menghayati..tidak hanya mampu menjadi wasilah untuk meneladani Rasulullah SAW, tetapi juga bmampu mendapatkan cinta (syafaat) nya Allah dan Rasulullah. 

Beberapa jenis sholawat dengan berbagai Fadhilah dan keutamaannya bisa dengan mudah kita temukan di yutub. Intinya sholawat adalah ucapan salam dan penghormatan kepada Baginda Rasulullah SAW sekaligus berisi doa. 

Saya sendiri jujur baru mengenal berbagai ucapan sholawat untuk Rasulullah SAW saat tahun 2019 mengalami ujian yang hebat. Sholawat lah yang menjadi solusi dan penyelamatan dari keterpurukan. 

pendekatan sholawat yang senantiasa mudah diucapkan lisan, jika dilakukan terus menerus maka tanpa sadar kita akan merasa lebih cinta dengan Rasulullah SAW. Jika sudah cinta, apapun akan dilakukan demi yang dicintai, bukan? Nah, jadinya apa yang nabi contohkan kita akan ikut juga. 

Bedanya ada rasa ikhlas dan tulus melakukannya. Bukan karena apa dan siapa,tapi karena Allah dan rasulNya. Jadi apapun bentuk peringatan dan perayaan maulid nabi, marilah senantiasa sama sama istiqamah bersholawat dengan penuh keyakinan.

Allahumma sholliala sayyidina Muhammad wa 'ala Alihi washohbihi wasallim