Merdeka !!!Â
Hmmm... pekikan itu kembali mengiang di masa-masa dimana negeri ini merayakan tujuh puluh lima tahun bermaterai merdeka. Sebuah usia yang masuk kategori "lansia" (lanjut usia). Waktu yang cukup untuk membuat anak negeri tertawa berseri.Â
Namun, sungguhkah anak negeri yang berasal dari beragam latar belakang telah benar-benar menikmati makna merdeka ?Â
Merdeka, kebebasan... rupanya masih menjadi milik segelintir orang. Yah... mereka yang menikmati hidup dengan bebas... sekalipun berlaku salah... namun terlindung kuasa... terpayungi kedudukan dan terbalut rapih "kain warna politik" !!!Â
Hukum belum banyak menjamin hak rakyat kecil. Hukum masih kalah dengan geliat tipu daya politik yang masih menjadi panglima dan mesra bercumbu dewi rupiah...Â
Merdeka, masih milik pemimpin yang mengurus kepentingan diri... yang jago berorasi dengan tema kesejahteraan rakyat namun ternyata bermaksud mensejahterakan diri dan kroni. Pemimpin yang jagonya lips service. Merdeka, masih menjadi milik yang punya kapital, yang bermodal, yang rupiahnya menggunung. Yang bisa membeli apa saja, manusia sekalipun....Â
Merdeka, masih menjadi milik kelompok mayoritas... tak ada tempat untuk yang minoritas apalagi bersuara minor... Yang laing tersanjung, yang lain terpasung. Yang lain terbuka, yang lain tersegel.... hufff !!!Â
Merdeka, masih tersekat... merah putih masih terkotak-kotak... yang lain biasa, yang lain khusus... yah, yang lain nggak pake telor, yang lain pake telor. Hehehehe...Â
Yah.... yang lain masih dengan lantang berteriak merdeka !!! yang lain tak kuasa teriak lantang. Suara  keroncongan perut, masih lebih kuat dibanding pekik merdeka !!! Jangan heran jika yang lain tak sanggup menggemakan pekik "merdeka !!!" , namun hanya sanggup bertanya "merdeka ???"