Mohon tunggu...
Lilin
Lilin Mohon Tunggu... Wiraswasta - Perempuan

Perempuan penyuka sepi ini mulai senang membaca dan menulis semenjak pertama kali mengenal A,I,u,e,o

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cinta Pertama... Cinta Pertama

20 September 2022   01:42 Diperbarui: 20 September 2022   02:13 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Tolong pegang tanganku. Malam itu penuh sukacita dan denganmu di sampingku, aku akan menyanyikan lagu cinta bahkan dalam gelap." Hanam memegang tangan gadis dengan jepit rambut bunga matahari di depannya. "Semua yang kumiliki adalah milikmu. Semua yang dimiliki dunia ini adalah untukmu," imbuhnya.


Gadis berjepit rambut itu menarik jepit rambut yang ada di atas kepalanya. Membuangnya ke lantai.


"Berhenti," teriaknya seraya menutup telinga.
"Sampai saat ini aku tidak bisa menghindari tatapan mataku di kedua dadamu. Namun, aku takut." Gadis itu terisak. Kedua tangan yang telah berada di dada Hanam terus meraba. Tak berhenti bergerak. Membuka satu persatu kancing kemeja hingga tampak apa yang selama ini telah mereka berdua sembunyikan.

"Han, sampai kapanpun aku tetap merasa takut menerima kenyataan bahwa aku selalu mencintaimu Hanami."

"Maaf ..." punggung  bayangan cinta pertama Hanam pergi menjauh dan tak pernah lagi kembali.


Inikah cinta itu? Seperti lampu lalulintas. Cinta adalah sesuatu yang tak memungkinkan, saat lampu hijau menyala, lampu merah mati. Saat lampu merah menyala lampu hijau yang mati. Cinta itu sama egoisnya dengan manusia.
Bayangan beberapa tahun silam itu kembali menyesaki dadanya. Di hadapan tubuh Sanae yang kian membiru. Hanami memeluk tubuh Sanae erat-erat, tubuh perempuan yang telah menjadikannya cinta pertama.


Kesedihan adalah perpisahan yang manis yang 'kan terbawa hilang bersama gerimis.

Surabaya, 20 September 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun