Mohon tunggu...
Meicky Shoreamanis Panggabean
Meicky Shoreamanis Panggabean Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis biografi BTP dan Munir

www.gurupenulis.weebly.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Twitter Untuk Fahira Idris: Bukti Bahwa Orang Sulit Fokus ?

19 Juni 2015   17:04 Diperbarui: 20 Juni 2015   02:38 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Saya rajin membaca twit orang-orang di Twitter tapi nyaris tak penah mentwit. Bagaimanapun,saya tergelitik untuk mentwit setelah memperhatikan  cuitan Fahira Idris yang kerapkali ajaib dan kontroversial. Saya lalu mentwit, mengatakan bahwa orang seperti dia sulit membuat orang kafir macam saya masuk Islam. ‘Kayak Gus Dur dong,bikin orang tertarik Islam’.

Twit ini diretwit oleh @PartaiSocMed yang followersnya puluhan ribu dan beberapa orang pun marah. Ini menarik. Bagaimana bisa seseorang mentwit A lalu dalam waktu sangat singkat respons  yang muncul mengarah ke B lalu akhirnya ke urusan C trus ke D. Mungkin ini pertanda bahwa pengguna aktif sosmed memang sulit fokus menyelesaikan topik satu demi satu secara runtut. Tak heran mengingat di sosmed ada puluhan topik dan banyak yang asyik untuk diikuti.

 

Saya sendiri berpendapat bahwa orang pindah keyakinan haruslah karena percaya bahwa keyakinan yang baru betul-betul benar, bukan karena ikut-ikutan.  Mengapa lantas saya berkomentar bahwa Fahira Idris membuat saya sulit masuk Islam? Kenapa Gus Dur yang jadi acuan, bukan Nabi Muhammad?

 

Nomor 1, saya non-Muslim. Nomor 2, saya bukan orang pintar. Nomor 3, pengetahuan saya tentang Islam sangat dangkal. Untuk orang macam saya, Muslim yang baik dan bisa dilihat amat diperlukan untuk jadi referensi. Saya percaya bahwa Tuhan tidak kelihatan (nabi juga ngga kelihatan) dan hidup kita adalah buku terbuka yang bisa dilihat sesama dan seyogyanya memberi sesama kita gambaran mengenai apa dan siapa yang kita percaya.

Hidup adalah sebuah segitiga. Kita berhubungan dengan Tuhan dan dengan sesama. Cara kita memperlakukan sesama adalah cerminan hubungan kita dengan Tuhan dan juga refleksi dari siapa kita dan seperti apa Tuhan itu.Tak heran, ada banyak orang yang tertarik dengan  keyakinan lain karena AWALNYA melihat kesaksian hidup pemeluk  keyakinan tersebut dan AKHIRNYA memutuskan pindah setelah mempelajari isinya baik-baik dan merasa bahwa di dalamnya ia menemukan kebenaran sejati.

Yah, itulah cerita tentang pengalaman saya mentwit. Menarik. Ternyata banyak banget yang galak, hahaha.

 

19/6/2015

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun