Suasana kelas kembali tenang setelah tadinya sedikit gaduh. Kami melakukan  "ice breaking" dengan bernyanyi diiringi gerakan peregangan otot. Peserta didik kelas empat Sekolah Dasar itu kembali bersemangat. Waktu pembelajaran sekitar sepuluh menit lagi berakhir. Sehingga masih sempat untuk kami bertanya jawab serta menyimpulkan. Tak lupa aku tutup dengan pesan penanaman nilai serta respon penguatan positif.
Bunyi ketukan membuat aktivitas kami terhenti. Semua sorot  mata tertuju ke arah pintu. Ibu Tina---guru senior tersenyum. Aku menghampirinya dengan cepat.
"Maaf ganggu, Des. Itu, nanti jam istirahat, Desni, dipanggil kepsek ke ruangannya," ucapnya dengan sedikit berbisik.
"Waduh, ada apa ya?" Aku mengerutkan kening.
Beliau mengangkat bahu, lalu berpamitan ingin ke kantin katanya.
Beberapa saat kemudian, bel istirahat pertama berbunyi. Setelah mempersilakan semua siswa keluar kelas, aku menuju ruang guru sebentar, lalu bergegas menuju ruang sebelah.
Pikiranku bertanya-tanya, ada apakah gerangan? Aku merasa tidak ada melakukan kesalahan atau juga tidak ada kegiatan sekolah yang akan dilakukan. Sesampainya di depan ruang kepala sekolah, aku mengetuk pintu dan mengucapkan salam.
Salam dijawab dari dalam terdengar.
"Ya, masuk Bu Des!"
Aku mengulas senyum ketika menghampiri dan duduk di seberang meja kepala sekolah. Â Pada sudut meja ada papan nama tertulis Kamal, S.pd. M.Pd di situ. Ia yang semula sibuk membaca, menutup buku dan melepas dan meletakkan kacamata di atas buku tersebut.